Mohon tunggu...
danang kristianto
danang kristianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang biasa yang hobi membaca dan menulis.

freelancer, menatap dunia lebih apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Direngkuh Asa Hendak Mendaki

26 Juli 2020   20:36 Diperbarui: 26 Juli 2020   20:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hmmm,,, rasanya aku malu

Melihat dirinya tersipu tersapu kenangan menahun

Diriku, hembusan angin dahan damar

Terselipnya seorang penyamar

"Mas, hinggapi saja rindumu dan sendumu itu"

Melaju dalam kecepatan di antara kerumunan kendaraan jalan

Sudah,, bukankah semua ini hanya mimpi

Bukankah kita tak lebih pelaku drama kehidupan nya Sang Maha

Cukup sujudku dan syukur kita sebagai  penawar sepi

Bukankah yang terjadi itu hanya sebuah rasa yang pernah ada

Melupakan memang sulit namun memelihara yang tak dapat diraih itu lebih sakit. Katanya

Penyamaran yang tak disukai.

Hendak mendaki namun lutut tak ingin letih lagi.

Ternyata asa pun tak terpisahkan untuk selalu memberi arti meski terkadang dilupakan.

Pendakian untuk sebuah utopia harapan masih selalu ada sampai Sang Maha memintaku pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun