Pasca serangan teror terhadap greja dan hotel yang terjadi minggu (21/04) yang menewaskan 290 0rang dan lebih dari 500 orang luka -luka.
Srilanka dengan cepat menerbitkan undang-undang darurat, yang memberi polisi dan militer kekuatan besar untuk menahan dan menginterogasi tersangka tanpa perintah pengadilan, akan mulai berlaku pada tengah malam hari Senin (22/04), kata kantor kepresidenan Srilanka.
Srilanka hidup hampir 26 tahun perang saudara, selama perang saudara itulah taktik pemboman bunuh diri dipopulerkan. Namun rangkaian pada hari Paskah kali ini disebut paling menakutkan karena terjadi delapan ledakan dalam satu hari.Â
Polisi mengatakan 87 detonator bom ditemukan di stasiun bus utama kota Kolombo. Sementara sebuah ledakan meledak di dekat greja dimana sejumlah orang tewas pada hari Minggu ketika petugas regu bom berusaha menjinakkannya.
"Perang tidak pernah seperti ini : begitu banyak kehidupan hilang dalam satu hari, dan di tempat - tempat suci ini adalah pertama kali dalam sejarah Srilanka yang saya tahu." ujar Sydney fernando yang dikuitp dari cnbc.com telah membantu menyelamatkan para korban dan mengumpulkan bagian - bagian tubuh korban dari gereja St. Anthony.Â
Ada organisasi islamis bernama serupa yang aktif di negara kepulauan itu Jemaat Srilanka Thowheeth. Tidak jelas apakah kelompok ini adalah orang yang dirujuk oleh peringatan yang didasarkan pada informasi yang disampaikan kepada otoritas Srilanka oleh dinas Intelijen asing.
SLTJ kecil, berbasis di timur Sri Lanka, dan telah terlibat dalam retorika ekstremis serta dikaitkan dengan tindakan vandalisme terhadap patung-patung Buddha. Namanya menggambarkan gerakan untuk persatuan Tuhan, label favorit yang diadopsi oleh militan Islam dan konsep kunci dalam untaian Islam konservatif.
Analis menunjukkan beberapa pemboman bunuh diri dari enam atau lebih target mungkin memerlukan operasi logistik yang signifikan dan perencanaan berbulan-bulan. Penyerang seperti itu mungkin meledakkan perangkat mereka sendiri, tetapi membutuhkan manajemen yang hati-hati oleh penangan untuk membuat mereka tetap berkomitmen di hari-hari dan minggu-minggu sebelumnya. Sejumlah besar bahan peledak tingkat militer juga diperlukan, juga rumah-rumah aman dan bengkel pembuat bom.
"Semua [rekrutan Muslim] ini bukan dari keluarga biasa. Orang-orang ini berasal dari keluarga yang dianggap berpendidikan tinggi dan elit, " kata Wijeyadasa Rajapakshe , seraya menambahkan bahwa pemerintah mengetahui beberapa orang asing yang datang ke Sri Lanka untuk menyebarkan apa yang disebutnya ekstrimisme Islam.
Kelompok teroris internasional seringkali menemukan lahan subur untuk perekrutan di tempat-tempat di mana sudah ada ketegangan sektarian lokal yang signifikan, kata para ahli. Ideologi global juga menyebar dengan cepat di lingkungan seperti itu, menjelaskan keluhan masyarakat tertentu dengan cara baru dan menyediakan alat yang kuat untuk membenarkan kekerasan.
Namun sejauh ini belum disebutkan tentang serangan Srilanka di berbagai saluran komunikasi yang digunakan oleh Isis.
Banyak fokus sekarang juga pada kegagalan badan-badan keamanan Sri Lanka. Faktor kunci di sini adalah sejauh mana berbagai cabang dan faksi dalam kepolisian, intelijen dan militer diselaraskan dengan berbagai politisi dan partai politik.
Apabila kejadian teror ini benar dilakukan ekstrimis Islam maka ini tergolong sangat matang dalam persiapan, beruntungnya di Indonesia belum pernah ada serangan sedahsyat ini. Serangan bom bunuh diri di Indonesia lebih sering dilakukan per individu.
Berkembangnya teknologi saat ini membuat tren jaringan komunikasi, diseminasi ideologi dan rekrutmen menjadi berbeda. ISIS biasanya menggunakan blog, website, media sosial, serta instant messagers untuk menyebarluaskan ideologinya, melakukan komunikasi atau bahkan merekrut anggota baru.
Untuk solusi penanganan serangan teror dalam negeri agar tidak terjadi, Indonesia memiliki empat badan yang telah bekerja keras memberantas terorisme. Melalui tim khusus densus 88 dari kepolisian, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Intelejen Negara (BIN), serta badan hukum seperti kejaksaan.Â
Akan tetapi, keempat badan tersebut belum bersinergi secara maksimal dan masih berjalan sendiri-sendiri dalam penanggulangan teror di Indonesia. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi para penegak hukum dalam mengantisipasi upaya-upaya teror organisasi berhaluan ekstrim dan dapat menghentikan doktrin-doktrin para ekstrimis.
Sumber :Â
cnbc.com | theguardian.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H