The Road Not Taken karya Robert Frost adalah puisi yang telah dikenal oleh banyak orang selama lebih dari satu abad, menyajikan eksplorasi yang menyedihkan tentang pilihan, penyesalan, dan ketidakpastian hidup. Dengan metafora seseorang yang berdiri di persimpangan jalan, Frost membawa kita untuk merasakan dampak dari keputusan yang kita ambil dalam hidup. Menjelajahi alur cerita, wawasan pribadi, dan makna yang lebih dalam dari puisi tersebut sambil menghubungkannya dengan pengalaman kita sendiri.
Puisi ini dimulai dengan seseorang yang berdiri di tengah hutan di mana ia dihadapkan pada dua jalan ilahi. Orang tersebut dihadapkan pada teka-teki jalan mana yang harus diambil, kedua jalan tersebut terlihat lebih baik dari yang lain. Setelah merenung cukup lama, orang tersebut mengambil jalan yang tampaknya lebih jarang dilalui dibandingkan jalan yang lain, dengan harapan bahwa jalan tersebut akan membawa hasil yang berbeda untuk masa depan. Ketika orang tersebut berjalan di jalan yang telah dipilihnya, ia didatangi oleh pemikiran tentang pilihannya dan bertanya-tanya bagaimana jika ia memilih jalan yang lain, bagaimana jadinya kehidupan mereka. Pada akhirnya, orang tersebut menyadari bahwa pilihan yang mereka buat telah membuat semua perbedaan, tetapi kebenaran alam dan perbedaannya tetap merupakan ketidakpastian.
“I shall be telling this with a sigh
Somewhere ages and ages hence:
Two roads diverged in a wood, and I—
I took the one less traveled by,
And that has made all the difference.”
(Frost, lines 16-20)
Membaca puisi ini seperti dibawa melalui tahapan emosi dan pertimbangan yang sangat kompleks. Meskipun disajikan dalam bahasa yang sederhana, puisi ini tetap terasa sangat kuat dan mendalam. Imaji hutan dengan jalan bercabang-cabang merefleksikan konsep pengambilan keputusan yang hasilnya tidak pasti. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, pembaca dapat menikmatinya dalam berbagai tingkatan sambil mengapresiasi keindahannya, bagaimana puisi ini merefleksikan makna yang lebih dalam tentang pilihan dalam hidup.
The Road Not Taken menyajikan sebuah perspektif baru di samping pandangan tentang pilihan-pilihan dalam hidup. Gagasan tentang keputusan yang sering kali dibuat dengan harapan yang tinggi melebihi apa yang seharusnya, terutama karena kita melihat dengan sudut pandang dari tempat refleksi, sangat mendalam dan menarik. Hal ini membuat kami berpikir ulang tentang seberapa besar tanggung jawab kami terhadap pilihan yang kami buat di masa lalu, membuat kami percaya bahwa satu keputusan dapat mengubah seluruh masa depan kami. Frost menulis, “Though as for that the passing there Had worn them really about the same,”(Frost, lines 9-10). Menantang kepercayaan universal tentang bagaimana satu keputusan dalam satu momen membentuk kehidupan kita di masa depan, dan kesadaran ini membuat kita berpikir lebih kritis tentang seberapa besar kita mengkhawatirkan keputusan yang kita buat di masa lalu.
Puisi Frost tidak benar-benar merefleksikan isu-isu sosial, namun puisi ini menggores permukaan tanggung jawab, otonomi, dan kecenderungan sifat manusia untuk melibatkan makna dalam setiap tindakan. Dalam masyarakat yang sering kali merefleksikan keberhasilan individu dan konsekuensi dari keputusan. Puisi ini memberikan tekanan untuk membuat keputusan yang “benar”, hal ini dapat melegakan sekaligus membebani, karena puisi ini menggambarkan bagaimana beratnya masa depan yang dibentuk sepenuhnya oleh satu keputusan.
The Road Not Taken membawa kembali kenangan pada suatu titik dalam hidup saya sendiri di mana saya dihadapkan pada keputusan yang sulit, baik dalam karier maupun hubungan pribadi. Saya sering bertanya-tanya tentang jalan yang tidak saya ambil dan bagaimana jika jalan tersebut memberikan masa depan yang lebih baik atau mungkin hasil yang berbeda. Sama seperti orang dalam puisi tersebut, saya mendapati diri saya berpikir ulang tentang keputusan di masa lalu dengan rasa penasaran dan kepuasan.
Pesan utama dalam The Road Not Taken adalah kompleksitas dari sebuah pilihan dan konsekuensinya terhadap kehidupan kita. Frost menggambarkannya dengan mengatakan “Then took the other, as just as fair, And having perhaps the better claim,” (Frost, lines 6-7) bahwa kedua jalan tersebut tampaknya sama, namun sangat signifikan. Orang tersebut percaya bahwa “jalan yang lebih jarang dilalui” membuat perbedaan, karena tidak ada yang mengambilnya. Namun, hal ini bisa jadi lebih kepada bagaimana kita memandangnya dalam kehidupan kita daripada konsekuensi dari hal tersebut.
The Road Not Taken bukan hanya sebuah puisi tentang pilihan, namun juga sebuah pesan bagi kita untuk melakukan refleksi terhadap masa lalu. Melalui gambaran yang sederhana namun kuat, Robert Frost mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali bagaimana kita memandang jalan yang kita ambil dan yang kita tinggalkan. Hal ini juga mengingatkan kita bahwa setiap keputusan, besar atau kecil, dapat terasa signifikan pada saat ini, namun dampak yang sebenarnya mungkin akan kita rasakan di kemudian hari, dan dapat dipahami. Apakah itu mengarah pada kepuasan atau penyesalan, perjalanan ini dibentuk oleh cerita yang kita ceritakan pada diri kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H