Mohon tunggu...
Dheihan Adly Raditya
Dheihan Adly Raditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi S1-nya di Universitas Pamulang. Senang dengan karya sastra, saat ini mengambil program studi sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Puisi

The Road Not Taken: Sebuah Perjalanan Melalui Pilihan, Refleksi, dan Jalur Kehidupan

5 Januari 2025   18:14 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:14 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

The Road Not Taken karya Robert Frost adalah puisi yang telah dikenal oleh banyak orang selama lebih dari satu abad, menyajikan eksplorasi yang menyedihkan tentang pilihan, penyesalan, dan ketidakpastian hidup. Dengan metafora seseorang yang berdiri di persimpangan jalan, Frost membawa kita untuk merasakan dampak dari keputusan yang kita ambil dalam hidup. Menjelajahi alur cerita, wawasan pribadi, dan makna yang lebih dalam dari puisi tersebut sambil menghubungkannya dengan pengalaman kita sendiri.

Puisi ini dimulai dengan seseorang yang berdiri di tengah hutan di mana ia dihadapkan pada dua jalan ilahi. Orang tersebut dihadapkan pada teka-teki jalan mana yang harus diambil, kedua jalan tersebut terlihat lebih baik dari yang lain. Setelah merenung cukup lama, orang tersebut mengambil jalan yang tampaknya lebih jarang dilalui dibandingkan jalan yang lain, dengan harapan bahwa jalan tersebut akan membawa hasil yang berbeda untuk masa depan. Ketika orang tersebut berjalan di jalan yang telah dipilihnya, ia didatangi oleh pemikiran tentang pilihannya dan bertanya-tanya bagaimana jika ia memilih jalan yang lain, bagaimana jadinya kehidupan mereka. Pada akhirnya, orang tersebut menyadari bahwa pilihan yang mereka buat telah membuat semua perbedaan, tetapi kebenaran alam dan perbedaannya tetap merupakan ketidakpastian.

“I shall be telling this with a sigh

Somewhere ages and ages hence:

Two roads diverged in a wood, and I—

I took the one less traveled by,

And that has made all the difference.”

(Frost, lines 16-20)

Membaca puisi ini seperti dibawa melalui tahapan emosi dan pertimbangan yang sangat kompleks. Meskipun disajikan dalam bahasa yang sederhana, puisi ini tetap terasa sangat kuat dan mendalam. Imaji hutan dengan jalan bercabang-cabang merefleksikan konsep pengambilan keputusan yang hasilnya tidak pasti. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti, pembaca dapat menikmatinya dalam berbagai tingkatan sambil mengapresiasi keindahannya, bagaimana puisi ini merefleksikan makna yang lebih dalam tentang pilihan dalam hidup.

The Road Not Taken menyajikan sebuah perspektif baru di samping pandangan tentang pilihan-pilihan dalam hidup. Gagasan tentang keputusan yang sering kali dibuat dengan harapan yang tinggi melebihi apa yang seharusnya, terutama karena kita melihat dengan sudut pandang dari tempat refleksi, sangat mendalam dan menarik. Hal ini membuat kami berpikir ulang tentang seberapa besar tanggung jawab kami terhadap pilihan yang kami buat di masa lalu, membuat kami percaya bahwa satu keputusan dapat mengubah seluruh masa depan kami. Frost menulis, “Though as for that the passing there Had worn them really about the same,”(Frost, lines 9-10). Menantang kepercayaan universal tentang bagaimana satu keputusan dalam satu momen membentuk kehidupan kita di masa depan, dan kesadaran ini membuat kita berpikir lebih kritis tentang seberapa besar kita mengkhawatirkan keputusan yang kita buat di masa lalu.

Puisi Frost tidak benar-benar merefleksikan isu-isu sosial, namun puisi ini menggores permukaan tanggung jawab, otonomi, dan kecenderungan sifat manusia untuk melibatkan makna dalam setiap tindakan. Dalam masyarakat yang sering kali merefleksikan keberhasilan individu dan konsekuensi dari keputusan. Puisi ini memberikan tekanan untuk membuat keputusan yang “benar”, hal ini dapat melegakan sekaligus membebani, karena puisi ini menggambarkan bagaimana beratnya masa depan yang dibentuk sepenuhnya oleh satu keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun