Dengan proses belajar yang interaktif, siswa diajak untuk aktif bertanya jawab antar teman maupun dengan guru.
Media Pembelajaran dari barang bekas adalah pemanfaatan barang bekas dan peralatan sederhana sebagai media pembelajaran.Â
Penggunaan barang bekas sebagai bahan dasar pembuatan media belajar ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi para siswa tanpa mengeluarkan biaya. Barang yang tadinya tidak terpakai jadi bermanfaat
Alat peraga/praktik IPA sederhana yang dikembangkan berupa prototipe, yaitu alat yang sebelumnya tidak ada, atau dapat juga merupakan pengembangan dari alat yang sudah ada.Â
Sebagai contoh alat uji elektrolit dan non elektrolit yang dibuat oleh pabrik menggunakan indikator lampu wolfram, elektrodenya batang tembaga dapat dibuat dan dikembangkan dengan membuat prototipe alat tersebut dengan cara mengganti indikator lampu dengan LED serta mengganti elektrode batang tembaga dengan batang karbon yang dapat diperoleh dari batu baterai bekas.
Ada dua aspek keuntungan yang bisa didapatkan dengan penggunaan alat praktek IPA sederhana yaitu dari sisi kinerja kualitatif cukup baik dan di lain sisi menimbulkan efesiensi biaya sehingga sekolah mampu mengirit dana operasional yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain.
Dalam mendukung program pengembangan alat praktek IPA sederhana ada tiga faktor yang sangat menenentukan:Â
(1) Pelaksana teknis program yaitu guru dan siswa,
(2) Bahan dan alat (tools) seperti tang, obeng, palu, solder, pemotong kaca/pipa, kikir, gunting, pisau pemotong/cutter dan
(3) Alokasi waktu untuk merancang, membuat, dan mengembangkan alat.Â
Program ini melibatkan beberapa siswa yang memiliki motivasi dan daya inovasi yang tinggi yang diharapkan mampu memberikan pengalaman langsung, mengembangkan kreativitas, dan meningkatkan keterampilan serta melatih dalam memahami konsep secara langsung.Â
Adapun tugas guru dalam hal ini yaitu memahamkan konsep IPA dari alat yang akan dibuat dan dikembangkan dan senantiasa mendampingi siswa dalam setiap aktivitasnya dari perancangan sampai pada tahap evaluasi keberhasilan produk.
Hasil dari program ini diharapkan mampu mengurangi kesulitan sekolah dalam hal pengadaan atau melengkapi alat praktek IPA yang umumnya tidak mampu dijangkau dari segi biaya.Â