Mohon tunggu...
Dhedi R Ghazali
Dhedi R Ghazali Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Saya hanya seorang penulis yang tidak terkenal.

Saya hanya pembaca yang baik dan penulis yang kurang baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan, Apa Mau-Mu?

13 Maret 2016   03:38 Diperbarui: 13 Maret 2016   03:44 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tapi jika kau tak kuajak ke sini, kau tidak akan menemukan orang yang memperkosamu, Fit. Aku pun tak akan tahu bahwa ternyata Ridwan tak lebih dari binatang. Aku tak paham. Sama sekali tak memahami. Kenapa Ridwan yang kukenal shaleh itu, yang tahu banyak tentang ilmu agama, bahkan sering mengatakan agar aku menjauhi zina justru menjadi orang yang merenggut kesucianmu.” Suaraku kian terbata. Dadaku begitu sesak terasa. Air mata berderaian.

“Allah sedang menunjukkan keadilan-Nya kepada kita, Fit. Sumpah serapahmu itu dibalas dengan begitu indahnya. Allah ingin kita memahami keadilan-Nya. Aku tak akan tahu seperti apa sebenarnya Ridwan jika aku tak mengajakmu ke masjid ini. Kau pun tak akan bisa menemukan lelaki bejat yang memperkosamu jika tadi tak mau kuajak ke sini. Ridwan pun tak akan meregang nyawa jikas saja kau tak bertemu dengannya. Hasbunallah wa ni’mal wakil. Hasbunallah wa ni’mal wakil. Hasbunallah wa ni’mal wakil.” Air mataku tumpah ruah. Begitu Maha Agungnya Allah.

Setelah mendengarkan apa yang kukatakan, tanpa banyak bicara Fitri pun langsung menagmbil air wudu dan mengerjakan salat.

Betapa indahnya hari ini. Dan satu lagi kekuasaan Allah meruntuhkan segala keraguan di dalam dada. Tuhan, apa mau-Mu? Maka Dia tak perlu menjawabnya, sebab jawaban itu ada dalam setiap persitiwa yang sedang dan akan kita hadapi. Yang lalu, kini dan nanti. Yang sudah digoreskan dalam Lauhful Mahfudz dengan tinta kering yang tak akan bisa terhapus. Betapa Maha Adilnya Allah. Keadilan yang mutlak dan tak perlu didebat. Betapa banyak yang tersembunyi di kehidupan ini, setiap detik, setiap hari. Dan segala yang tersembunyi tak lain tak bukan adalah takdir itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun