Mohon tunggu...
Dhedi R Ghazali
Dhedi R Ghazali Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Saya hanya seorang penulis yang tidak terkenal.

Saya hanya pembaca yang baik dan penulis yang kurang baik

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Surat Kepada Seorang Anak yang Tak Pernah Lahir

5 Maret 2016   23:12 Diperbarui: 9 Maret 2016   07:58 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tapi memang kau bukan sebutir telur, kau bukan ikan yang kecil: kau seorang anak! Kau telah tinggi sampai ke lututku-- pengakuan yang terlambat. Lutut yang bergertar sebab penyesalan yang teramat dalam. Benih dalam rahim, meski belum terlahir ke bumi adalah sebuah titipan. Semestinya harus diperlakukan selayaknya memperlakukan seorang anak. Bukankah benih itu adalah calon anak juga? Bukan sekadar benih tak bertuan yang akan tumbuh dengan sendirinya. dia akan tumbuh jika dirawat oleh yang punya.

Bukan, malah ke hatiku-- meskipun pada akhirnya tak terlahir ke bumi, benih yang sempat singgah di rahim telah terukir di dalam hati. Mengukirkan cerita tentang kesalahan, penyesalan, keinginan serta harapan.

Ah, kalimat pendek yag akan memberikan pelajaran yang begitu panjang. Goenawan sendiri mengartikannya dengan kalimat yang pendek juga: "Seorang ibu pada akhirnya memang menanggung beban, ketika ia bisa memilih antara melahirkan atau tidak melehirkan. Ada kemerdekaan, tapi juga kesendirian dan rasa bersalah yang dalam."

Mari sejanak kita lihat kondisi remaja di negeri tercinta ini. Berapa banyak remaja yang hamil di luar nikah dan memilih untuk mengugurkan kandungan? Alasanya yang lazim adalah karena kandungan itu dihasilkan dari hubungan di luar nikah.

Cerita dan penyesalan Fallaci hendaknya bisa menjadi renungan bagi kaum hawa agar berhati-hati dalam berhubungan dengan lain jenis. Jika pada akhirnya apa yang terjadi pada Fallaci terjadi pada diri sendiri, bukankah akan menjadi pilihan yang sulit untuk menentukan apakah akan melahirkannya atau menggugurkannya? Sedang mengugurkan kandungan sama dengan membunuh, bukan?

Lewat bukunya yang berjudul, "Surat Kepada Seorang Anak yang Tak Pernah Lahir," Fallaci seolah ingin mengatakan dan mengingatkan kepada kaum Hawa: janganlah kalian mengikuti jejak kesalahanku, atau kalian akan menyesal seumur hidup sepertiku!

 

Yogya, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun