Mohon tunggu...
Dhecira Lutfi Multi
Dhecira Lutfi Multi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Mahasiswa Ilmu Komunikasi-Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Adaptasi Budaya Baru di Tanah Rencong

23 November 2023   13:28 Diperbarui: 23 November 2023   14:23 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apasih budaya itu? Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh sekelompok manusia. Budaya mencakup nilai-nilai, kepercayaan, adat istiadat, bahasa, sistem agama, politik, karya seni, dan berbagai aspek lain yang membentuk pola hidup menyeluruh suatu masyarakat. Budaya juga dapat diwariskan dari generasi ke generasi, dan merupakan cerminan dari identitas suatu kelompok atau masyarakat. Selain itu, budaya juga mencerminkan cara pandang, kebiasaan, dan tradisi suatu masyarakat, serta memengaruhi perilaku komunikatif dan interaksi sosial.

Kemudian apasih yang dimaksud dengan adaptasi? Adaptasi adalah penyesuaian diri atau proses penyesuaian diri pada setiap individu atau manusia yang berbeda-beda. Adaptasi melibatkan kemampuan individu untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, pekerjaan, pelajaran, atau perubahan dalam unsur kebudayaan yang menyebabkan unsur itu dapat berfungsi lebih baik bagi manusia yang mendukungnya. Proses adaptasi dapat berlangsung dengan cepat atau lambat tergantung pada individu, namun pada intinya, adaptasi melibatkan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan atau situasi yang baru.

Nah, disini kita akan fokus kepada salah satu aspek dari budaya, yaitu bahasa. Bagaimana adaptasi bahasa sangat penting dalam interaksi seorang perantau dari daerah lain dengan masyarakat lokal didaerah perantauan. Karena bahasa adalah kendaraan dari komunikasi agar dapat tersampaikan kepada yang ditujukan. Mempelajari bahasa lokal ini sering kali diabaikan dan dianggap tidak begitu penting, karena sebagian orang menganggap dengan bahasa Indonesia saja sudah cukup untuk berkomunikasi, pemikiran seperti itu tidak sepenuhnya salah, karena bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional memang ada untuk menyatukan kita yang berasal dari berbagai daerah dan memiliki bahasa daerah masing-masing agar dapat saling terhubung dalam berkomunikasi. Tetapi alangkah lebih baiknya, sesuai kata pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung, dimanapun kita berada kita harus menghormati dan berbaur dengan budaya di daerah tersebut. Salah satu unsur budaya yang paling dasar adalah bahasa, bagi para mahasiswa rantau khusunya, seringkali mendengar para mahasiswa lokal berbicara dengan bahasa daerah mereka dan tidak jarang terjadi kesalahpahaman ataupun pesan yang tidak tersampaikan dengan baik, dikarenakan ketidakpahaman dengan apa yang dibicarakan. Hal-hal seperti inilah yang menjadi salah satu alasan para perantau harus mempelajari bahasa lokal.

Bahasa daerah atau lokal juga cenderung lebih menambahkan kesan akrab dan membumi, tidak hanya agar mengerti apa yang dibicarakan tetapi juga bisa menjadikan pembahasan atau topik pembicaraan lebih leluasa dan hangat. Terutama di Tanah Rencong ini nih, bahasanya yang beragam dan terkesan sulit untuk dituturkan memberikan tantangan lebih untuk kita dapat beradaptasi dengan bahasa lokal disini. Dialektikalnya yang khas membuat pendengar tertarik dan ingin mempelajari bahasa tersebut. Salah satu cara untuk adaptasi bahasa dengan mudah adalah bergaul dengan penutur asli atau masyarakat lokal, dengan berinteraksi dan berteman bersama orang lokal, pembelajaran bahasa akan terasa lebih mudah dan menyenangkan, apalagi jika sering berlatih dan mengaplikasikannya, kafasihan kita dalam berbahasa lokal mungkin akan melesat. Sehingga, kita bisa benar-benar beradaptasi dengan salah satu aspek budaya ini, bahasa.

Beradaptasi dengan bahasa lokal di perantauan memiliki beberapa keuntungan yang signifikan, antara lain:

1. Memperkuat silaturrahmi dan hubungan dengan masyarakat lokal  di daerah tersebut.

2. Dapat berinteraksi dengan lebih baik bersama masyarakat lokal, yang menunjang kehidupan sosial kita di perantauan.

3. Membantu mengatasi kesulitan adaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

4. Memperluas jaringan sosial dan memungkinkan untuk mendapatkan pengalaman baru serta memahami perbedaan budaya dengan lebih baik.

Jadi, dengan begitu banyaknya keuntungan yang didapat, tidak ada salahnya kita memulai dan berusaha untuk mempelajari bahasa daerah di perantauan sebagai penunjang adaptasi budaya sekaligus membatu pelestarian bahasa daerah di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun