Lantas bagaimana pula nasib para gap year yang sudah mempersiapkan diri dari tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana kondisi mereka ketika tiba-tiba sistem seleksinya berbeda dengan apa yang sudah mereka persiapkan.
Perubahan sistem seleksi masuk PTN yang mendadak ini bukanlah sesuatu yang baru. Hal ini kita jumpai juga pada tahun 2020.
Siswa angkatan 2020 justru baru tahu sistemnya diubah jadi 5 sub tes pada saat ujian. Padahal, saat sosialisasinya diberitahukan bahwa hanya terdapat 4 sub tes yang diujikan.
Selain itu, Perubahan kebijakan pemerintah dianggap terlalu sering sehingga membebani calon mahasiswa baru. Hal ini membuat para calon mahasiswa baru harus sering beradaptasi dengan perubahan baru tersebut.
Pemerintah harusnya berkaca dari pengalaman yang sudah lalu. Harusnya sosialisasi yang jelas dilakukan secara tidak mendadak demi persiapan yang matang. Bukan hanya persiapan yang dilakukan oleh pemerintah, tapi persiapan peserta seleksinya pula.
Kebijakan ini dianggap sudah tepat dengan membuka peluang yang besar bagi para calon mahasiswa baru. Namun kebijakan tersebut tentunya masih bisa dioptimalkan lagi. Misalnya dengan memberikan sosialisasi yang tidak mendadak.
Kebijakan baru tersebut akan berjalan lebih optimal lagi apabila disertai dengan peningkatkan daya tampung mahasiswa. Peningkatan jumlah minat juga harusnya disertai dengan peningkatan daya tampung PTN. Hal tersebut akan berjalan selaras dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah peminat PTN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H