Mohon tunggu...
Dhea Silvia
Dhea Silvia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cerita Singkat Pekojan, Jakarta Barat

16 Oktober 2017   00:34 Diperbarui: 20 Oktober 2017   23:14 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kediaman Bang Ucin (dokumentasi pribadi)

Pada hari Jumat, 29 September 2017 saya dan teman-teman Fakultas Pariwisata Universita Pancasila mengunjungi wisata bersejarah di Kota Tua. Meeting point kita di Stasiun Jakarta kota, sesampainya di Stasiun Jakarta kota kita bertemu dosen dan Tour Guidenya. Tepatnya jam 1 siang kita pergi mengelilingi Kota Tua dimulai dari Museum Bank Mandiri melewati berbagai macam bangunan-bangunan yang sudah tua. Kota tua sejatinya adalah sebuah daerah yang terlihat tua. Hal ini dikarenakan bangunan-bangunan di sana sudah cukup kuno, yaitu sejak zaman belanda. Kota Tua sangat luas.

Di jalan yang sama diagonal dengan Masjid AnNawier, hanya terpaut 150an meter ada bangunan tua lainnya, Langgar Tinggi. Letaknya persis di pinggir Kali Angke, tak ada halaman sama sekali. Sebuah pintu di bagian belakang Langgar Tinggi bisa terbuka ke arah kali / sungai sehingga perahu bisa menurunkan penumpang dan muatan di sini. Masa itu perahu memang jadi salah satu moda transportasi.

Langgar Tinggi (dokumentasi pribadi)
Langgar Tinggi (dokumentasi pribadi)
Tampak Depan Langgar Tinggi (dokumentasi pribadi)
Tampak Depan Langgar Tinggi (dokumentasi pribadi)
Langgar Tinggi Pekojan berlantai dua, didirikan pada 1249 H / 1829 M. Lantai dua sebagai tempat beribadah, sedangkan lantai pertama dibuat kamar-kamar tempat orang bisa menginap. Hingga kini kamar-kamar di lantai bawah ini masih dipakai sebagai tempat berdagang. Di bagian depan bangunan  masuk bagian dalam yang langsung menuju ke lantai dua Langgar Tinggi Pekojan.

Bangunan ini bentuknya sangat sederhana, sesuai namanya langgar yang berarti masjid kecil, berbentuk persegi panjang.  Teras Langgar Tinggi Pekojan berlantai kayu dan atapnya disangga pilar-pilar bergaya Eropa. Ujung atapnya melengkung mirip gaya bangunan Cina. Di sebelah kanan terdapat pintu masuk ke dalam ruang utama yang berjendela dengan kisi-kisi berupa bilah kayu sederhana.

Tempat Beribadah (dokumentasi pribadi)
Tempat Beribadah (dokumentasi pribadi)
Di dekat Masjid Langgar Tinggi terdapat Jembatan Kambing, jembatan yang dilewati kambing-kambing sebelum dibawa ke pejagalan (kini Jl Pejagalan). Sampai kini pun masih ada beberapa kios pedagang kambing di sini, yang sudah berdagang turun temurun sejak 200 tahun lalu. Melihat letak Langgar Tinggi yang persis di pinggir kali, khawatir juga bangunan cagar budaya ini terkena proyek jalan inspeksi yang kini sedang digalakkan untuk mencegah banjir. 

Setelah, kita mengunjungi Langgar Tinggi, kita semua berjalan kembali mengunjungi rumah penduduk pada umumnya, Nah iya, Husain Al-Habsyie atau yang lebih di kenal di daerahnya yaitu dengan sebutan Bang Ucin, beliau adalah orang yang keturunan arab Belanda. Sesampainya di rumah Bang Ucin  kita beristirahat dan menikmati kopi ter-enak yang pernah saya rasakan. Bukan hanya itu, saya mencium wangi Dupa arab yang sangat wangi yang di racik oleh Tuan Rumah tersebut, tidak hanya Dupa Arab yang di racik oleh Bang Ucin Beliau juga menjual Bedak dingin untuk wajah.

Kediaman Bang Ucin (dokumentasi pribadi)
Kediaman Bang Ucin (dokumentasi pribadi)
Disebrang Rumah Bang Ucin terdapat Musholla Azzawiyah yang unik, kenapa unik? Karena di Musholla azzawiyah ini terdapat sumur yang airnya memiliki ph yang sama dengan air zamzam, warga setempat memanfaatkan air zam-zam tersebut untuk obat. Bukan hanya itu, disekitar situ jikalaupun banjir Musholla tersebut tidak akan terke banjir, dan sumurpun tidak tercampur oleh banjir.

Tampak Depan Azzawiyah (dokumentasi pribadi)
Tampak Depan Azzawiyah (dokumentasi pribadi)
Pintu Masuk Azzawiyah (dokumentasi pribadi)
Pintu Masuk Azzawiyah (dokumentasi pribadi)
Nah, dari ceita singkat Pekojan, Jakarta Barat yang saya ceritakan kalian makin penasaran kan? maka dari itu, Kota Tua memiliki sejarah yang luas yang perlu di ketahui sendiri. Jadi, kapan kalian mengunjungi sejarah di sekitar Kota Tua khususnya Pekojan? yuk langsung aja datang dan buktikan hasilnya sendiri!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun