Jejen pun membereskan barangnya, mematikan lampu dan bergegas pulang.Â
Keesokan harinya jejen meminta maaf kepada ibunya dan ia tetap meminta izin kepada ibunya untuk dizinkan menjadi apa yang ia mau.
Karena menurutnya, doa, usaha tanpa doa ibu iya tidak akan bisa menjalani apa yang iya mau dengan baik, ibu jejen yang mendengar anaknya yang masih ingin menjadi penulis sekaligus musikalis itu hanya pasrah dan sesekali selalu memastikan keputusan yang ia buat sudah benar.
Dengan wajah yang senang jejen langsung mencium tangan ibunya dan memeluk ibu, Setelah memeluk ibunya langkah jejen menuju kamar dan saat keluar kamar ia membawa buku yang bersampul hitam dan memberikannya kepada ibunya.
"Bu, dibaca ya hehe kalau salah bilang jejen bu"
Ibu jejen adalah guru yang sebentar lagi pensiun dan ia sangat menyayangi anaknya dan selalu menjadi pemimpin keluarga semenjak ayah jejen meninggal duniaÂ
Ibu mengambil naskah jejen dan langsung mengambil kacamata.
Saat melihat cover dari naskah yang jejen buat ibu mengkritiknya sesekali juga menggodanya.
"Bikin cover yang lebih bagus lagi dong, ibu juga bisa bikin" Ucap ibu.
"Yaudah nanti covernya jejen ganti jadi wajah ibu aja ya" Ucap jejen
Ibu hanya tertawa dengan ucapan jejen.