Bank sentral adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan publik melalui sektor perbankan untuk mempengaruhi variabel ekonomi. Sebagai bank sentral, lembaga ini tidak mengedepankan prinsip maksimalisasi laba, tapi menekankan efisiensi guna mendapatkan keuntungan bagi masyarakat yang sebesar-besarnya.
Ada beberapa fungsi dari bank sentral, termasuk sebagai penerbit alat pembayaran atau uang; sebagai perumus kebijakan moneter; penyedia jasa perbankan; sebagai custodian dari bank umum; sebagai pengawas kehati-hatian perbankan; dan pengelola cadangan devisa.
Bank sentral pun berfungsi sebagai pembuat kebijakan pembangunan ekonomi, penasihat ekonomi dan keuangan, serta terlibat dalam pengaturan moneter internasional.
Evolusi Kelembagaan Bank Sentral
Kelembagaan bank sentral juga mengalami tahapan perkembangan mengikuti perkembangan perekonomian dan sosial politik dari suatu negara. Secara umum, bentuk dan ukuran kelembagaan bank sentral pada saat ini merupakan hasil evolusi kelembagaan bank sentral sebagai bentuk penyesuaian lembaga terhadap perkembangan yang terjadi di lingkungannya khususnya perkembangan ekonomi, politik, dan sosial budaya.
Pada tahap awal evolusi kelembagaan bank sentral, bank yang didirikan dan kemudian menjadi bank sentral pada umumnya adalah bank komersial yang kemudian diberi hak khusus oleh pemerintah. Bank ini diberi kepercayaan dari pemerintah untuk menerbitkan dan mengedarkan uang dan bertindak sebagai banknya pemerintah. Dengan adanya hak ini, bank komersial tersebut kemudian berkembang menjadi bank sirkulasi.
Bank sirkulasi adalah suatu lembaga yang mendapatkan tugas dari negara/pemerintah untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran yang sah di suatu negara. Meski telah ditunjuk sebagai bank sirkulasi, pada masa itu lembaga tersebut masih melakukan tugas dan kewajiban sebagai bank komersial.
Sebagai bank komersial, lembaga tersebut, masih menerima simpanan dana dari masyarakat dan menyalurkan pinjaman kepada pihak yang memerlukan dana. Pada masa tersebut, peran lembaga tersebut masih terbatas pada tugas di bidang sistem pembayaran yaitu mengedarkan uang dan memberikan jasa perbankan. Adapun tugas yang cukup krusial adalah terkait dengan pelaksanaan tugas sebagai sumber pinjaman akhir bagi bank yang kesulitan likuiditas (the lender of the last resort).
Suatu bank dapat dikatakan memjadi bank sentral apabila melakukan setidaknya 3 hal yaitu: 1) sebagai banknya pemerintah, 2) memiliki hak tunggal untuk mengedarkan uang, 3) berfungsi sebagai the lender of the last resort. Dalam perkembangannya, bank sentral juga berperan sebagai supervisor dan regulator dari bank sentral, bahkan untuk beberapa negara bank sentral juga berperan sebagai penjaga kestabilan sistem keuangan. Peran di bidang sistem keuangan juga berkembang pada lembaga keuangan di luar perbankan seperti lembaga asuransi, pasar modal dan lembaga keuangan lainnya.
Evolusi Peran Bank Sentral
Peran bank sentral mengalami evolusi yang beragam tergantung pada perkembangan ekonomi, sosial politik dan tuntutan masyarakat pada eranya. Sebagai salah satu contohnya, sebuah bank komersial kemudian berubah menjadi bank sentral karena mendapat kepercayaan dari pemerintah yaitu sebagai bankirnya pemerintah. Ada juga bank sentral yang berperan sebagai bank komersial karena kepercayaan dari pemerintah sebagaimana terjadi ada negara-negara Skandinavia dan Belanda. Beberapa bank sentral lain didirikan dengan maksud tertentu seperti untuk membiayai perang (Bank of England), atau untuk mengembalikan kestabilan ekonomi setelah terjadinya perang.