Mohon tunggu...
Dhea QurniaSafitri
Dhea QurniaSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Hobi saya adalah membuat film

Selanjutnya

Tutup

Film

"Minoritas" Menjadi Pro-Kontra Halle Bailey Dalam Perankan Princess Ariel Di film The Little Mermaid Live Action

6 Januari 2023   18:52 Diperbarui: 6 Januari 2023   18:59 2461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halley Bailey  . Foto : Instagram (@hallebailey) 

Film "The Little Mermaid" versi live-action yang baru saja melakukan perilisan melalui trailer perdananya, Sabtu (10/9/22). Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra. Alasannya karena tokoh utama yang memerankan Princess Ariel yaitu Halle Bailey yang tidak sesuai dengan karakter Princess Ariel yang digambarkan berkulit putih dan berambut merah terang.

Siapakah Sosok Halle Bailey?

Halle Bailey merupakan seorang aktris dan penyanyi berkebangsaan Amerika yang berasal dari minoritas kulit hitam, dipilih untuk memerankan peran Princess Ariel dalam film "The Little Mermaid" versi live-action karena kemampuan akting dan menyanyi yang luar biasa. Halle Bailey merupakan penyanyi yang berbakat dan telah memiliki pengalaman di dunia hiburan sejak usia muda. Dia merupakan bagian dari grup musik R&B Chloe x Halle yang telah merilis beberapa album dan mengadakan tour konser di seluruh dunia. Halle Bailey juga telah membintangi beberapa serial televisi seperti Grown-ish dan MasterChef Junior. Kemampuan akting dan suaranya yang kuat serta kecantikan yang menawan merupakan beberapa faktor yang membuat Halle Bailey cocok untuk memerankan Princess Ariel dalam film "The Little Mermaid" versi live-action.

"Setelah sebuah pencarian ekstensif, sangat jelas bahwa Halle memiliki semangat, hati nurani, jiwa muda, kepolosan, substansi, dan sebuah suara yang indah," ujar Rob Marshall, selaku Sutradara film "The Little Mermaid". Selain itu, Rob juga menambahkan bahwa Bailey memiliki kemampuan untuk membawa kehidupan dan keunikan yang dibutuhkan untuk peran tersebut.

Pemilihan Bailey untuk memerankan Princess Ariel juga merupakan langkah penting dalam menghadirkan representasi yang lebih luas dan inklusif di layar lebar. Selain itu, pemilihan Bailey untuk memerankan peran tersebut juga merupakan langkah positif dalam meningkatkan diversitas di dunia hiburan, di mana orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan ras seringkali kurang terwakili.

Bagaimana Tanggapan Netizen?

Ada beberapa kecaman yang muncul dari beberapa orang yang merasa tidak setuju setelah diumumkan bahwa Halle Bailey akan memerankan Princess Ariel di film "The Little Mermaid" versi live-action. Beberapa orang menentang pemilihan Halle Bailey karena meragukan kemampuan akting atau suara Bailey dan merasa bahwa pemilihan seorang aktris kulit hitam untuk memerankan seorang karakter putih tidak sesuai dengan latar belakang cerita asli. Hal ini menuai beragam reaksi yang menjadi trending topik di Twitter dengan hashtag #NotMyAriel.

"Ya wajarlah banyak yang kontra. Orang branding Disney aja Ariel white skin, red hair. Kecuali, Disney mau bikin live action The Little Mermaid Reborn. Beda case," tulis akun @gala***

"Kalau untuk Disney kurang cocok, tapi kalau untuk mermaid horror atau film kaya siren itu cocok," tulis akun @my_**

Ada juga banyak orang yang mendukung pemilihan Halle Bailey untuk memerankan Princess Ariel. Mereka berpendapat bahwa Halle Bailey memiliki kemampuan akting dan suara yang tepat untuk memerankan peran tersebut serta merasa bahwa pemilihan Halle Bailey untuk memerankan peran tersebut merupakan langkah positif dalam meningkatkan diversitas di dunia hiburan.

"Cocok kok. Skinnya sangat masuk dengan warna laut. Suaranya ceria seperti princess ariel," tulis akun @Enti**

"Dari awal juga aku sudah paham, kenapa Disney milih dia, ada pesan untuk semua orang bahwa semua bisa menjadi princess Disney yg mereka mau," tulis akun @Ikr***

Bagaimana Kebijakan Disney Soal Isu minoritas?

Disney tidak memiliki kebijakan tunggal tentang memilih ras untuk memerankan karakter di film-filmnya. Pemilihan aktor dan aktris untuk memerankan karakter di film Disney didasarkan pada kemampuan dan kecocokan mereka untuk peran tersebut, bukan ras atau latar belakang etnis mereka. Disney telah memproduksi film yang memperlihatkan karakter dengan beragam latar belakang etnis, termasuk film dengan pemeran kulit hitam.

Salah satunya adalah film "The Princess and the Frog" yang memperlihatkan Tiana putri pertama yang berkulit hitam dan memberi harapan bagi mereka yang berasal dari kelurga African -American. Dari sini kita dapat melihat upaya Disney dalam mengurangi rasisme pada penggambaran seorang putri. 

Walaupun dengan usaha sekeras itu dalam menciptakan putri berkulit hitam pertamanya. Hal ini dilakukan Disney untuk mencoba mengurangi kesan bahwa seorang putri hanya berasal dari golongan orang berkulit putih dengan cara memproduksi putri-putri yang berwarna seperti Pocahontas dan Jasmine. Namun, tetap belum terlihat putri berkulit hitam sebelum tahun 2009 (Oktarina, 2022).

Beberapa produksi film live-action, Disney juga telah memilih aktor dan aktris kulit hitam untuk memerankan karakter-karakter utama. Contohnya adalah film "The Lion King" yang memperlihatkan Donald Glover sebagai Simba dan Aladdin yang memperlihatkan Naomi Scott sebagai Jasmine.

Selama 20 tahun terakhir, Disney mulai banyak menampilkan diversitas budaya kelompok masyarakat termasuk Persia, suku asli Amerika, China, dan Afrika (Gondomono, 2002) . Disney telah melakukan beberapa langkah untuk menampilkan diversitas budaya dalam produk-produknya. Salah satu contohnya adalah dengan menampilkan tokoh-tokoh dari berbagai latar belakang budaya dalam film-film dan acara televisi Disney.

Sebagai contoh, Disney telah menampilkan tokoh-tokoh dari Persia, suku asli Amerika, China, dan Afrika dalam film-film dan acara televisi seperti Aladdin, Pocahontas, Mulan, dan The Lion King. Disney juga telah melakukan beberapa langkah lain untuk meningkatkan diversitas budaya dalam produk-produknya seperti menampilkan lebih banyak tokoh-tokoh wanita dalam film-film dan acara televisi mereka. Selain itu, Disney juga telah bekerja sama dengan pembuat film dan produser dari berbagai latar belakang budaya untuk membuat konten yang lebih inklusif dan representatif bagi semua penonton.

Dengan menampilkan diversitas budaya dalam produk-produknya, Disney berusaha untuk memberikan pengalaman yang lebih inklusif dan terbuka bagi semua penonton dan mencerminkan keberagaman yang ada di dunia nyata.

Pemilihan seorang aktor atau aktris untuk memerankan suatu peran harus didasarkan pada kemampuan dan kecocokan mereka untuk peran tersebut, bukan ras atau latar belakang etnis mereka. Sebagai contoh dalam produksi film atau teater, seorang aktor atau aktris harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan untuk peran tersebut, termasuk kriteria fisik, suara, kemampuan akting, dan harus mampu membawa keunikan dan kekuatan karakter yang mereka perankan.

Daftar Pustaka

Saputri, Amala Nur. 2022. "Perspektif Budaya Ketimuran dalam Film Disney Princess" dalam Jurnal PIKMA: Publikasi Media Dan Cinema Volume 5, No. 1 (hlm 45-64).

Oktarina, Numasya R. 2022. "Ambiguitas yang Mencerminkan Rasisme dalam Film The Princess and The Frog" dalam Paradigma: Jurnal Kajian Budaya Volume 4, No 2 ( hlm 159-274)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun