Mohon tunggu...
Dhea Putri Kusuma Wardani
Dhea Putri Kusuma Wardani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, selamat datang Saya Dhea Putri Kusuma Wardani Lahir dan besar di Kota Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari Halaman Buku ke Kehidupan, Menumbuhkan Moralitas Anak dalam Cerita Pahlawan

2 Desember 2024   10:04 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah dunia modern yang semakin kompleks, anak-anak menghadapi berbagai tantangan dalam pembentukan moralitas dan karakter. Teknologi yang berkembang pesat, media sosial yang mendominasi, dan lingkungan sosial yang terus berubah menjadi faktor utama yang memengaruhi perkembangan mereka.

Teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Banyak dari mereka menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar, baik untuk bermain game, menonton video, atau menelusuri isi media sosial. Perilaku yang berulang - ulang ini dapat menimbulkan sikap addictive. 

Dimana paparan berlebihan terhadap dunia digital ini dapat mengurangi interaksi anak-anak dengan keluarga dan lingkungan sekitar. Waktu bersama keluarga yang seharusnya menjadi momen untuk menanamkan nilai-nilai luhur malah tergantikan dengan waktu untuk bermain game di depan layar. 

Dalam jangka panjang, tentunya hal ini dapat membuat anak-anak kehilangan pijakan moral yang kuat, karena dihadapkan pada berbagai informasi yang belum tentu baik untuk usia mereka, sehingga esensi nilai - nilai luhur akan sulit di bentuk karena dasar moralitasnya tidak ada.

Konten negatif yang bermunculan dan mudah diakses, seperti : kekerasan, perilaku tidak sopan, hingga nilai-nilai yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya menjadi pengaruh buruk dari berkembangnya teknologi digital di era sekarang. 

Waktu yang digunakan untuk menonton gadget juga berakibat pada kurangnya interaksi sosial, serta pengaruh teman sebaya yang tidak selalu positif dapat menjadi ancaman serius bagi perkembangan moral anak-anak. Dalam situasi seperti ini, orang tua dan pendidik harus mengambil langkah bijak untuk membantu mereka. 

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar nilai moralitas tidak luntur adalah dengan bercerita tentang pahlawan melalui sastra anak. Karena dengan cerita dapat memberikan pembelajaran bagi anak untuk masa depan, bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga dapat menjadi cermin nilai-nilai kehidupan yang menginspirasi anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Cerita pahlawan dalam sastra anak memiliki kekuatan unik untuk menyampaikan nilai-nilai moral tanpa terasa menggurui. Anak-anak cenderung lebih terhubung dengan cerita yang menghadirkan tokoh-tokoh pahlawan yang kuat, baik itu pahlawan tradisional dari legenda lokal maupun pahlawan modern yang relevan dengan kehidupan saat ini. 

Melalui cerita-cerita ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan hiburan, tetapi juga belajar tentang keberanian, kejujuran, empati, tanggung jawab, dan pengorbanan.

Misalnya, cerita rakyat Indonesia seperti Malin Kundang mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menghormati orang tua, sementara Sangkuriang memberikan pelajaran tentang akibat dari keputusan yang egois. 

Di sisi lain, tokoh pahlawan modern seperti superhero dalam cerita komik atau film memberikan contoh keberanian dalam menghadapi ketidakadilan dan memperjuangkan kebenaran.

Anak-anak sering kali membayangkan diri mereka sebagai tokoh pahlawan dalam cerita yang mereka baca. Mereka ikut merasakan perjuangan moral yang dialami oleh karakter tersebut dan secara tidak langsung, mereka akan belajar tentang konsekuensi dari setiap tindakan. Dari sini, anak-anak dapat mengembangkan kecerdasan emosional serta kemampuan untuk berempati terhadap orang lain.

Untuk itu kita dapat mengajarkan berbagai nilai moral yang penting untuk membentuk karakter anak-anak. Contohnya seperti :

  • Keberanian

Anak-anak diajarkan untuk berani menghadapi tantangan dan memperjuangkan kebenaran, meskipun itu sulit. Keberanian yang ditampilkan oleh tokoh pahlawan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk tidak menyerah dalam menghadapi masalah.

  • Kejujuran

Melalui cerita, anak-anak belajar bahwa kejujuran adalah dasar dari kepercayaan dan hubungan yang sehat. Tokoh pahlawan yang jujur dalam tindakan dan perkataannya menjadi contoh nyata bagi mereka.

  • Empati

Cerita pahlawan sering kali melibatkan konflik emosional yang membuat anak-anak memahami perasaan dan perspektif orang lain. Hal ini membantu mereka mengembangkan rasa empati yang penting dalam kehidupan sosial.

  • Tanggung Jawab

Anak-anak juga diajarkan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka, baik itu kesalahan maupun keberhasilan. Tanggung jawab ini menjadi fondasi penting dalam kehidupan sehari-hari.

  • Pengorbanan

Banyak tokoh pahlawan dalam cerita yang rela mengorbankan kepentingan pribadinya demi kebaikan bersama. Nilai ini mengajarkan anak-anak untuk bersikap altruistis dan peduli terhadap orang lain.

Namun sayangnya tidak semua cerita memiliki kualitas yang sama dalam menyampaikan nilai-nilai moral. Sehingga, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memilih buku atau cerita yang tepat untuk anak-anak. 

Orang tua atau pendidik juga dapat menggunakan media digital dalam bercerita, karena teknologi dapat diubah menjadi alat yang mendukung pembelajaran. Salah satu contohnya adalah dengan memperkenalkan cerita pahlawan melalui buku digital, audiobook, atau aplikasi interaktif yang menyajikan nilai-nilai moral dengan cara yang menarik.

Pilihlah cerita yang memiliki konflik moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Hindari cerita yang terlalu sederhana dengan narasi hitam-putih, karena kehidupan sering kali penuh dengan dilema dan keputusan yang kompleks. 

Misalnya, cerita yang menunjukkan perjalanan tokoh utama dalam menghadapi tantangan dapat memberikan pelajaran yang lebih mendalam dibandingkan cerita yang hanya berfokus pada kemenangan akhir. Anak-anak perlu melihat proses yang dilalui oleh tokoh pahlawan, termasuk kesalahan yang mereka buat dan bagaimana mereka belajar dari kesalahan tersebut.

Setelah membaca cerita pahlawan, penting bagi orang tua atau pendidik untuk melibatkan anak-anak dalam diskusi. Tanyakan kepada mereka apa yang mereka pelajari dari cerita tersebut. Ajukan pertanyaan reflektif seperti, "Apa yang akan kamu lakukan jika berada di posisi tokoh utama?" atau "Bagaimana perasaanmu jika menghadapi situasi seperti itu?"

Selain diskusi, libatkan anak-anak dalam aktivitas sosial yang mendukung pengembangan nilai-nilai moral. Misalnya, ajak mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal, membantu teman yang kesulitan, atau melakukan tugas rumah tangga dengan tanggung jawab. Aktivitas-aktivitas ini membantu anak-anak mengaplikasikan nilai-nilai yang mereka pelajari dari cerita ke dalam kehidupan nyata.

Karena tidak ada alat pendidikan yang lebih efektif daripada teladan. Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat dari orang tua atau orang dewasa di sekitarnya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan nilai-nilai moral yang mereka ajarkan kepada anak-anak. 

Jika orang tua ingin anak mereka jujur, mereka juga harus menunjukkan kejujuran dalam tindakan sehari-hari. Jika ingin anak-anak berempati, maka mereka harus menunjukkan empati dalam hubungan dengan orang lain.

Cerita pahlawan dalam sastra anak bukan hanya sekadar hiburan. Cerita ini adalah alat yang kuat untuk menanamkan nilai-nilai moral yang akan membentuk generasi masa depan. Dengan melibatkan anak-anak dalam perjalanan literasi moral, kita tidak hanya membantu mereka menjadi individu yang berkarakter tangguh, tetapi juga menciptakan masyarakat yang lebih baik.

Untuik itu, mari kita bersama-sama menanam benih nilai-nilai luhur melalui cerita pahlawan, sehingga generasi mendatang mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan integritas, empati, dan tanggung jawab. Setiap cerita yang dibacakan adalah langkah kecil menuju masa depan yang lebih cerah.

Sumber Bacaan

Santoso, D. (2020). Moral, moralitas dan etika pada anak usia dini. TK SANTO YOSEF LAHAT. Retrieved December 2, 2024, from https://tk-yosef-lht.tarakanita.sch.id/detail_article/-Moral,-Moralitas-dan-Etika-pada-Anak-Usia-Dini

View of Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Etika Remaja Di Era Digital. (n.d.). Retrieved December 2, 2024, from https://diksima.pubmedia.id/index.php/diksima/article/view/19/17

PanturaNews - Kurangnya Moral Dan Etika Di Zaman Sekarang. Pengaruh Era Globalisasi? (n.d.). Retrieved December 2, 2024, from https://panturanews.com/index.php/panturanews/baca/261935

Mengapa Moral Anak Zaman Sekarang Semakin Tergerus? - Informasi Pendidikan Terhadap Moral Anak Muda Sekarang. (n.d.). Retrieved December 2, 2024, from https://intelligenceqatar.com/mengapa-moral-anak-zaman-sekarang-semakin-tergerus/

B, C. (n.d.) "CERITA SEBAGAI METODE PENANAMAN NILAI-NILAI MORAL BAGI ANAK", Inspiratif Pendidikan, 5(2), pp. 253-262. doi: 10.24252/ip.v5i2.3478.

Sistiana, D. (n.d.). Sasta Anak Dalam Pembentukan Pendidikan Karakter. 65--81.

C, M., S, N., & Murni, I. (2021). Peran orang tua dan guru dalam mengembangkan moral peserta didik sekolah dasar di era revolusi industri 4.0. JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 6(1), 49. https://doi.org/10.29210/02928jpgi0005

Amir, J., & Nurmuslimah, R. (2024). Pembentukan Moralitas Anak Melalui Cerita Anak Pilihan pada Media Daring Majalah Anak Cerdas . Com. 8(4), 773--780. 10.31004/obsesi.v8i4.6089

Harti, S. D. (2023). Keteladanan Orang Tua dalam Mengembangkan Moralitas Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(5), 5369--5379. https://doi.org/10.31004/obsesi.v7i5.5191

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun