Pentingnya Penanaman Kemandirian Pada Anak Usia Dini
Pendidikan moral merupakan hal terpenting dalam pendidikan anak sejak usia dini. Dalam pendidikan moral akan ditanamkan sikap sopan, santun, beretika, berakhlak, displin, bertanggung jawab, empati, kemandirian dan lain sebagainya. Dengan pendidikan moral yang ditanamkan pada anak sejak dini akan menjadi bekal bagi anak agar memiliki moral yang baik dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan lingkungannya.Â
Namun, kenyataannya tak jarang orang tua yang lalai dengan pendidikan moral pada anak usia dini. Seringkali orang tua beranggapan bahwa masih terlalu dini bagi anak untuk belajar mengenai pendidikan moral. Terkadang juga orang tua dan lingkungan di sekitar anak menormalisasikan perilaku anak yang dinilai kurang bermoral hanya karena menganggap perilaku tersebut merupakan hal yang lucu bagi anak.
Salah satu pendidikan moral yang ditanamkan pada pendidikan anak usia dini adalah kemandirian. Kemandirian menjadi penting dalam pendidikan anak usia dini karena dengan kemandirian anak dapat mampu menjalani kehidupannya tanpa ketergantungan dengan individu lain. Dengan kemandirian juga anak dapat mempersiapkan dirinya agar mampu menjadi pribadi yang berkualitas dan bergaul dengan individu lainnya.
Kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan pada anak yang harus dicapai oleh anak usia dini. Dengan kemandirian anak akan memiliki kecenderungan positif dalam aspek perkembangan baik fisik dan kognitif. Dalam perkembangan fisik anak yang telah memiliki kemandirian akan terlihat lebih aktif dibandingkan dengan anak yang manja. Dalam perkembangan kognitif anak yang memiliki kemandirian lebih kreatif karena dirinya dapat mencari, mengeksplor, dan belajar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya.
Martinis dan Jamilah (2013) mengemukakan bahwa fase yang sangat tepat untuk penanaman sikap mandiri pada anak jika dimulai pada waktu bayi hingga memasuki usia enam tahun. Kemudian Rahayu (dalam Safitri, Setiawati, & Aini, 2018) juga menyatakan bahwa ketika anak telah memasuki usia lima atau enam tahun dapat dicirikan dengan usaha dalam mencapai kemandirian dan melakukan sosialiasi, serta telah mempunyai waktu konsentrasi yang lebih lama.
Menurut Erikson (dari Sari & Rosyidah, 2019), menyatakan bahwa kemandirian merupakan sebuah usaaha yang dilakukan guna melepaskan diri atau berusaha untuk tidak bergantung dengan orang tua yang memiliki tujuan untuk menemukan identitas dirinya dengan cara mencari identitas ego agar tercipta individu yang berkembang secara mantap dan mampu berdiri sendiri. Chairilsyah (2019), juga menyatakan bahwa kemandirian adalah aspek penting dalam mencapai tujuan hidup sehingga seseorang dapat memperoleh kesuksesan dan mendapatkan suatu penghargaan atau pencapaian, oleh karena itu sebaiknya kemandirian ditanamkan pada anak sejak usia dini. Â
Dari beberapa tokoh tersebut, dapat di tarik kesimpulan bahwa kemandirian pada anak usia dini merupakan proses yang penting dalam perkembangan individu agar tercapai tujuan hidup yang sukses. Hal tersebut terjadi karena dalam kemandirian melibatkan upaya untuk melepaskan diri terhadap ketergantungan dengan orang tua dan pencarian akan identitas diri yang kuat, sehingga anak dapat berkembang secara optimal serta mampu berdiri sendiri.
Dari pendapat tokoh tersebut juga dapat diketahui bahwa dalam ruang lingkup perkembangan anak, kemandirian merupakan aspek terpenting dalam mencapai tujuan hidup. Dengan penanaman kemandirian sejak usia dini, anak akan memiliki bekal dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan yang terjadi dalam hidupnya. Dengan demikian anak akan merasa puas dengan pencapaian atau penghargaan yang diperoleh oleh dirinya.
Hal tersebut sejalan dengan landasan filosofi Friendrich Wilheim August Froebel (1782-1852) tentang pendidikan anak usia dini, dirinya memandang masa anak merupakan fase yang sangat penting yang bersifat membangun bagi perkembangan seseorang karena pada fase ini peluang yang cukup besar akan terjadi dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian dari seseorang.Â
Landasan filosofi tentang pendidikan anak usia dini juga dipaparkan oleh Pestalozzi (1746-1827), menurutnya segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa yang berada di sekitar anak haruslah sesuai dengan kodrat perkembangan anak tersebut, karena hakekat dari pendidikan adalah memberikan pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri di kemudian hari.Â