Oleh Dhea Cahyani Putri  Mahasiswa Pendidikan Sosiologi    Â
Tahun 2021 menjadikan tahun ini sebagai tahun yang sudah termasuk dalam  era milenial atau modern, dimana era ini sangat cepat arusnya dalam perubahan perkembangan  global yang memengaruhi banyak perubahan dalam berbagai bidang  seperti halnya dalam perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dimasa milenial ini sangat cepat dalam setiap waktunya dengan ada perkembangan teknologi ini pula memengaruhi bagaimana gaya hidup generasi pada masa ini bertindak dan ikut andil dalam kontribusi perkembangan teknologi.Â
Salah satu bidang yang sangat berdampak dengan adanya perkembangan teknologi ialah social media. Social media di era milenial ini memiliki daya cakup luas pada setiap tingkat umur individu dan salah satu tingkat umur yang memiliki daya pengguna tinggi ialah remaja sampai dengan dewasa atau dapat dikatakan  sebagai pemuda.Â
Pemuda yang dikenal sebagai generasi yang memiliki gaya hidup yang interaksinya luas serta cepat belajar akan perubahan memiliki kontribusi besar dalam  berkembangnya dinamika  social media yang ada atau dapat dikatakan sebagai  pemuda merupakan agen perubahan (agent of change)  .Â
Pemuda yang dikenal dengan interaksi yang luas  menyebabkan  perputaran budaya dan pemuda yang memiliki sifat semangat tinggi untuk menciptakan hal baru dan tidak akan mau kalah saing atau tertinggalnya gaya hidup dengan pemuda lain alhasil menghasilkan suatu konten yang selalu dipost di media social yang nyatanya media social tempat mempertontonkan gaya hidup seseorang, hal ini pula menyebabkan arus dinamika perkembangan media social dengan cepat berputar dalam isi konten dan tren yang ada dikarenakan ada kontribusi pemuda yang aktif dalam mempertahankan  dinamika dan mengikuti gaya hidup yang dipertontonkan dimedia social.Â
Media social menjadi tempat pemuda untuk berekspresi akan minat  dan gaya  hidup pemuda yang ada sehingga hal ini pula menjadikan  media social media menjadi ajang bagaimana pemuda dalam singkatnya mempertontonkan bahwa gaya hidupnya asik dan modern. Dengan adanya semangat ini menjadikan pemuda lain yang dikenal bahwa memiliki sikap yang daya semangat tinggi dan tidak ingin kalah saing membuat hal baru  akan terus mencoba menciptakan konten terbaru, kekinian, terbaik dan menjadikan sebuah daya saing.
Interaksi yang tercipta dalam arus dinamika perkembangan social media yang didalamnya ada kontribusi besar pemuda selaras dan sejalan dengan pandangan salah satu teori sosiologi yaitu teori interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh tokoh Wiliam James, James M. Baldwin, John Dewey, George H. Mead, Charles Horton Cooley, Wiliam I. Thomas, dan Kuhn maupun Herbert Blumer yang dimana berisi asumsi bahwa manusia dalam setiap interaksi yang dilakukannya membentuk makna dengan menggunakan simbol-simbol  melalui proses komunikasi.Â
Secara ringkas makna  yang dimiliki teori interaksionisme simbolik ini ialah individu melakukan interaksi dan dalam interaksi itupula terdapat suatu pertukaran makna yang ada dalam terjadinya suatu interaksi. Teori ini pula sejalan bagaimana arus pertukaran interaksi  yang bekerja dalam perkembangan media social yang didalamnya terdapat kontribusi pemuda dalam dinamikanya.
Pemuda yang melakukan interaksi secara virtual dalam dinamika perkembangan konten yang ada dimedia social menyebabkan arus pertukaran itu tetap berjalan dan interaksi ini mempunyai makna dalam setiap kegiatannya dimedia social yang menyebabkan konten yang ada akan tetap terus berjalan dan dipertukarkan.Â
Dengan adanya interaksi yang terjadi dan ada makna disetiap interaksinya alhasil hal ini bisa memengaruhi bagaimana dinamika keadaan media sosial itu sendiri  seperti isi yang berkonotasi positif maupun negatif, pengendalian yang dipegang kendalinya oleh pengguna media social ini akan membawa arah perkembangan media social yang ada. Arah yang dimaksudkan yang dapat mengendalikan ialah contohnya seperti  berikut :
- jika ada muncul suatu konten tren yang berkonotasi  negatif akan direspon balik oleh pengguna  media social yang dimana pengguna media social yang memiliki latar belakang berbeda dalam pengetahuannya membantu dalam melihat positif atau tidaknya ataupun benar atau hoax sekalipun konten yang ada.
- Pemuda yang memiliki kontribusi besar dalam penggunanya pun memiliki skill interasi social yang luas akan berkontribusi bagaimana pertukaran budaya yang ada sehingga memegang kontribusi konten yang beragam dalam produksinya
- Kontribusi pemuda yang mempunyai skill interaksi social yang luas menjadikan hal penyebaran konten dalam dinamikanya sangat dipengaruhi akan hal ini
Alhasil dalam ketiga hal tersebut dapat terlihat bahwa pemuda mempunyai kontribusi dalam perannya perkembangan dinamika social media yang ada menjadikan arah media social itu dapat kearah yang baik atau tidaknya.Â
Peran pemuda pula yang akhirnya dengan mengembangkan isi media social berpengaruh bagaimana globalisasi budaya yang ada serta perkembangan teknologi namun, bukan tidak adanya peran generasi tua ataupun anak-anak dalam perkembangan social media hal ini tetap ada tetapi kontribusi pengguna terbesar ada pada pemuda dikarenakan sikap pemuda yang cepat tanggap dalam mempelajari hal baru serta semangat tinggi akan mengembangkan sesuatu hal baru sehingga kontribusi ini pula selaras dengan skill yang dimiliki sosialisasi interaksi yang tinggi menyebabkan adanya potensi produksi konten baru setiap harinya memengaruhi dinamika perkembangan social media.
DAFTAR PUSTAKA
Pamela Felita, Christine  Sinhaja dkk. 2016. Pemakaian Media Sosial dan Self Concept Pada Remaja. Prosiding Jumal IImiah Psikologi Vol 5. Unika  Atma Jaya.
Nilan, Pamela dan Carlos, Feixa, 2006, Global Youth? Hybrid Identities Plural Worlds,Routledge, London.
Ahmadi, Dadi. 2015. "Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar". Fakultas IImu Komunikasi Unisba Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H