Toxic Relationship biasanya terjadi dikarenakan dalam hubungan ini adanya tidak keselarasan komunikasi yang pada akhirnya berujung pada adanya dominasi pihak salah satu dalam hubungan sehingga keadaan ini pula membuat pihak lain tidak bisa mendapatkan kenyamanan yang ada.Â
Toxic relationship disebut pula sebagai hubungan yang beracun dikarenakan dalam hubungan ini hanya mengutamakan ego untuk saling bersama yang nyatanya tidak bisa lagi dan pada akhirnya dapat menganggu keadaan Fisik maupun mental seseorang.Â
Kekerasan yang ada pada hubungan toxic relationship berbentuk kekerasan fisik ( Physical abuse ) seperti menampar, memukul dan lainnya, kekerasan verbal ( emotional abuse) berupa ucapan , dan bahkan kekerasan seksual ( sexual abuse). Â
Toxic relationship ini cenderung diakibatkan dengan adanya ego besar yang dimana memang dimiliki oleh pemuda pada usianya dan biasanya dalam kebanyakan kasus perempuan lah paling banyak mengalami kekerasan ini namun, tetap ada pula dialami oleh pihak laki-laki.
Fenomena dalam kasus seperti ini dilihat dalam perspektif sosiologi kepemudaan cocok dengan teori pertukaran social yang dicetuskam oleh George C.Homans.Â
Menurut pendapatnya bahwa pertukaran social ini cenderungan pada melibatkan emosi dari kedua bela pihak dengan hasil untuk mencari keuntungan dari masing-masing pihak  seperti yang disebutkan tadi mencari kenyamanan ataupun perasaan bahagia dispesialkan seseorang.Â
Kasus nyata toxic relationship ini pada akhirnya bukan menguntungkan melainkan merugikan salah satu pihak dan individu sulit untuk memutuskan interaksi ini dengan alasan cinta dan takut untuk ditinggalkan sendiri oleh pasangannya dan merasa bahwa inilah arti hubungan untuk bisa mengerti satu sama lain yang pada dasarnya ini salah dikarenakan ego yang tinggi pada salah satu pihak.
Dalam kasus ini pula orang terdekat menjadi pihak yang penting untuk membantu menyadarkan korban akan bahaya dari hubungan ini dan bisa berakibat fatal jika tidak dihentikan karena kebanyakan kasus yang ada bahwa pihak korban tidak menyadari dan bingung untuk memtuskan hal tersebut.Â
Maka dari itu pula sebagusnya anak muda dalam sebelum menjalin hubungan bisa mempunyai pandangan yang stabil akan hal itu bukan buta akan cinta dikarenakan masa muda sangat sia-sia jika terjebak dan tidak bisa keluar akan hubungan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H