Mohon tunggu...
Azzahra Dhea Apriliana
Azzahra Dhea Apriliana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Life is a beautiful struggle

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kajian Tentang Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Sakit: Tinjauan tentang Praktik Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit

24 Desember 2024   12:21 Diperbarui: 24 Desember 2024   10:23 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kajian tentang Pengelolaan Limbah Farmasi di Rumah Sakit: Tinjauan tentang Praktik Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit

Fasilitas kesehatan merupakan pilar utama dalam memberikan pelayanan medis untuk kesejahteraan masyarakat (Laporan Resmi Kementerian Kesehatan, 2019). Di sisi lain, institusi medis tersebut secara simultan menjadi produsen limbah dengan volume signifikan, terutama limbah farmaceutika (Panduan Kesehatan Global, 2018).Kategori limbah farmasi mencakup spektrum yang luas, meliputi sisa-sisa medikasi tidak terpakai, komponen kimia medis, serta instrumen klinis yang sudah digunakan (Pedoman Perlindungan Lingkungan, 2019). Penanganan limbah farmasi yang tidak profesional berpotensi menimbulkan konsekuensi ekologis yang kompleks, seperti terjadinya kontaminasi sumber daya air, degradasi kualitas tanah, dan ancaman serius terhadap kesehatan komunitas (Jurnal Kajian Kesehatan Lingkungan, 2018).

Menurut data resmi Kementerian Kesehatan RI, rumah sakit di Indonesia menghasilkan limbah farmasi sebanyak 10.000 ton per tahun. Sayangnya, hanya sekitar sepertiga dari total limbah tersebut yang dikelola dengan tepat. Hal ini mendorong kebutuhan akan penelitian komprehensif terkait pengelolaan limbah farmasi di fasilitas kesehatan.Pengelolaan limbah farmasi memerlukan pendekatan berkelanjutan yang meliputi beberapa prinsip utama, yaitu pengurangan volume limbah, upaya daur ulang, dan penanganan aman. Berbagai regulasi nasional, seperti Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204/MENKES/PER/XII/2011, telah memberikan pedoman teknis dalam pengelolaan limbah tersebut. Untuk mencapai pengelolaan yang optimal, diperlukan tidak sekadar kepatuhan terhadap standar, melainkan juga keterlibatan aktif masyarakat. Partisipasi publik dinilai penting untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang praktik pengelolaan limbah farmasi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan komprehensif yang mencakup aspek regulasi, penelitian ilmiah, dan partisipasi sosial, diharapkan pengelolaan limbah farmasi rumah sakit dapat dilakukan secara lebih efektif dan ramah lingkungan.

Pengelolaan limbah farmasi di rumah sakit memerlukan pendekatan komprehensif yang mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan. Hal ini mencakup strategi pengurangan, daur ulang, dan pembuangan yang aman untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Aspek regulasi memegang peranan penting dalam proses pengelolaan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/PER/XII/2011 memberikan kerangka hukum yang jelas untuk penanganan limbah farmasi, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan. Keberhasilan pengelolaan limbah farmasi tidak hanya bergantung pada regulasi, tetapi juga pada beberapa faktor kunci. Infrastruktur yang memadai, ketersediaan sumber daya, serta kompetensi dan pengetahuan staf rumah sakit menjadi komponen kritikal dalam implementasi sistem pengelolaan yang berkelanjutan. Partisipasi aktif masyarakat memiliki signifikansi strategis dalam mendukung upaya pengelolaan limbah. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat, sebagaimana diidentifikasi dalam Journal of Environmental Science and Health, Part B (2018), merupakan tantangan utama yang dapat menghambat efektivitas pengelolaan limbah farmasi.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan serangkaian intervensi komprehensif. Hal ini meliputi peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga kesehatan, pengembangan sistem manajemen limbah yang inovatif, serta mendorong keterlibatan publik dalam upaya pengelolaan limbah farmasi. Dengan pendekatan holistik semacam ini, rumah sakit dapat mengoptimalkan pengelolaan limbah farmasi, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi positif terhadap perlindungan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun