Mohon tunggu...
Dhea Apriano Aurora
Dhea Apriano Aurora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Biologi Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penting Gak Sih Burung Maleo (Macrocephalon maleo) Dikonservasi?

28 Desember 2021   20:43 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:10 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Saat ini penegakan hukum tindak kejahatan pada burung endemik sangat lemah, walaupun sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 1990. Padahal dampak dari masalah tersebut  sangat besar, yaitu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan burung endemik tersebut.

Karena banyak faktor yang menyebabkan burung ini terancam punah atau resiko kepunahannya yang tinggi, maka perlu dilakukannya tindakan penyelamatan demi upaya konservasi, baik secara in-situ dan ex-situ. Informasi diversitas genetik sangat penting karena dapat memberikan tujuan dan arah pengembangan konservasi serta sering dijadikan sebagai indikator keberhasilan dalam kegiatan konservasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara pendekatan molekuler. Dengan adanya pendekatan molekuler ini, kita bisa melihat tingkat keragaman genetik intraspesies dan dapat mengetahui hubungan kekerabatan (filogenetik) dari spesies tersebut. Namun, masih belum banyak penelitian tentang molekuler Burung Maleo ini. 

Penelitian yang berkaitan tentang keanekaragaman genetik Burung Maleo ini pernah dilakukan oleh Budiarsa dkk . Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman genetik dengan menggunakan marka molekuler intron satu gen rhodopsin pada Burung Maleo yang mewakili populasi berhabitat di hutan . Gen rhodopsin merupakan gen yang bermanfaat untuk taksa burung. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah dengan cara Polymerase Chain Reaction .

Penelitian ini berhasil mengidentifikasi 7 holotipe dengan keanekaragaman nukleotida sebesar 0,0037-0,013 dan menjelaskan bahwa Burung Maleo yang mewakili populasi berhabitat di pesisir pantai memiliki keanekaragaman holotipe dan nukleotida lebih rendah dibanding populasi yang mewakili hutan. Dari hasil yang telah didapatkan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada populasi Burung Maleo yang mewakili habitat di pesisir pantai itu tidak terjadi perkawinan antar individu yang berholotipe beda dikarenakan isolasi geografis.

Upaya konservasi lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat penangkaran Burung Maleo. Penangkaran Burung Maleo dibangun untuk menyelamatkan dan melindungi satwa endemik itu dari ambang kepunahan akibat perburuan liar. Burung Maleo termasuk dalam daftar satwa dilindungi seperti tertuang di dalam Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Satwa ini juga termasuk dalam daftar burung dengan kategori langka dan dilindungi secara internasional oleh lembaga konservasi dunia.

Langkah-langkah penangkaran burung maleo dimulai dengan cara mencari telurnya. Tempat penangkaran yang ada bisa menampung 100-150 butir telur Burung Maleo. Telur-telur Burung Maleo dari alam bebas ini setelah dibawa ke penangkaran, langsung ditanam atau dikubur di dalam lubang dengan ukuran tertentu dengan kondisi dibuat mirip seperti di alam bebas.

Cara meletakkan telur juga harus benar karena jika tidak, telur Burung Maleo tidak menetas sampai waktunya. Masa penangkaran telur Burung Maleo berlangsung 65-95 hari. Salah satu penangkaran Burung Maleo ini telah terbentuk di Desa Tuva dan Saluki pada tahun 2005. Kelompok ini bernama Cagar Maleo yang kemudian menjalin mitra dengan Balai Besar TNLL dalam melakukan berbagai kegiatan konservasi dan selalu dilibatkan dalam kegiatan pelestarian flora dan fauna di kawasan TNLL termasuk menjaga populasi maleo.

Penulis :

Dhea Apriano Aurora (1910422011) dan Sherly Jadespi (1910423015)

Penulis merupakan mahasiswa Strata-1, Jurusan Biologi, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun