Mohon tunggu...
Dhea Aida Noer Rachmah
Dhea Aida Noer Rachmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

Tanpa Berita anda bukan siapa-siapa!!.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Opini - Kolaborasi Selaras: Robot Jurnalism AI Membutuhkan Jurnalis Manusia di Era Gen Z

14 September 2023   14:05 Diperbarui: 16 Oktober 2023   07:47 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman gempuran teknologi yang semakin canggih lahirlah teknologi artificial intelligenci yang sempat menggemparkan manusia, sampai dikabarkan perusahaan google mengalami penurunan saham lebih dari USD100 miliyar, tak hanya itu saja peran manusia sebagai seorang jurnalistik telah digantikan oleh Robot Journalism dalam proses kerjanya, Robot Journalism berperan untuk membuat pemograman sesuai kehendak sang pemilik. Dalam industry media berita mereka mengadopsi serta mengandalkan AI di Tengah penggabungan data, insight serta otomatisasi yang lebih luas dalam jurnalisme (Lewis, 2019,).

Kecerdasan buatan ini hasil dari proses kerja manusia,  semua itu pengaruh dari mulai etika, editorial serta ekonomi yang di perhatikan sebab hal tersebut berasal dari seorang manusia dalam membuat Robot Journalism, AI menjadi trobosan baru di masa sekarang, dalam mengindentifikasi AI Jixie yang di terapkan pada akun media Kompas.com sebagai kegunaanya, menurut Marconi yaitu "The Future of Augmented Journalism", berdalih bahwa adanya ranah dalam bagian artificial intelligence yang dipakai di dunia jurnalistik, ranah tersebut meliputi:

  • Machine Learning, berupa pembelajaran mesin dari ranah AI dalam menjelaskan sebuah system dengan menyesuaikan diri tanpa harus diberikan penyesuaian yang harus dilakukan oleh mesin tersebut.
  • Natural Language, berupa bahasa otomatis satu benefit yang bisa didapatkan oleh redaksi dengan adanya penerapan AI.
  • Speech, berupa kehebatan dalam berbicara atau memahami sebuah percakapan lisan, terbagi menjadi dua ada text to speech dan speech to text, jika text to speech mengarah pada mengolah berita tulisan ke dalam bentuk suara atau audio, sedangkan  yang satunya mengubah suara menjadi sebuah tulisan berita.
  • Vision, menitikberatkan kepada visualnya untuk membantu kerjaan dalam redaksi pada pemetaan gambar/video dalam pembuatan berita, Vision juga bisa membatu editor dalam mempercepat kinerja dengan mengelompokan dan mengelola video serta gambar.
  • Robotics, fokus bekerja dalam perangkat keras jurnalis dalam mengumpulkan data dengan bantuan AI.

Walaupun AI adalah sistem tercanggih di masa sekarang ini tetapi tetap saja artificial intelligence itu buatan manusia, Maka dari itu bisa dikatakan bahwa Robot Journalims masih membutuhkan sumber daya manusia di zaman Gen Z . Sebab, masih banyak keterbatas AI yang harus dilengkapi oleh kecerdasan manusia dalam pelaksanaa membuat berita meliputi:

  • Black Boxes yaitu ketidakmampuan AI dalam memutuskan sesuatu yang dianggap penting layaknya seoarang manusia, sebab AI bekerja sesuai arahan yang sudah system dalam algoritmanya.
  • Lost in Translations yaitu cara yang berbeda yang diberikan oleh manusia dan AI dalam menyampaikan berita kepada khlayak dari mulai nada serta gerak tubuh serta manusia bisa mempengaruhi khalayak dalam penyampaian pesan nya yang meyakinkan.
  • Manusia memiliki fungsi kerja yang kolaboratif dan kritis terhadap pihak-pihak yang berhadapan dengan pihak yang bekerja dan bisa menjalin kerjasama yang baik serta tidak menutup mata akan hadirnya AI yang bisa berkolaborasi dalam penerapan membuat berita.

Dalam peran Robot Journalims atau Automated Journalims mampu menyempurnakan berita yang telah dibuat oleh manusia dengan menabung kriteria konten yang berkualitas dari lingkungan komputasi konsumen yang menjadi makanan sehari-harinya. Kehadiran teknologi dalam dunia jurnalistik tidak hanya merubah media sebagai wadah tetapi pada newsroom dan jurnalistik membangun semangat kerja manusia yang komperatif dan efesien. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa Robot Journalism yang berbasis teknologi artificial intelligence di dalamnya, belum bisa merubah posisi seorang jurnalis yang dapat mengancam pekerjaan  serta penghasilan di masa sekarang ini. 

Hal ini jurnalis robot masih banyak memiliki keterbatasan yang belum mampu menyandingi sumber daya manusia dalam pembuatan berita. Namun, bisa menjadi peluang bagi jurnalis untuk berkolaborasi Bersama robot journalism dalam pembuatan berita di ruang redaksi yang dibantu oleh artificial intelligence, Jurnalis manusia dapat menutup ketidaksempurnaan yang tidak bisa dilakukan oleh jurnalis robot. Ketika kolaborasi tersebut bisa dilakukan dengan baik dan benar maka akan dipastikan kulitas produk jurnalistik akan semakin meningkat serta insight dari pembaca akan terus bertambah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun