Membantu anak menemukan kekuatannya: Guru membantu anak untuk menyadari dan menggunakan kekuatannya dengan cara yang positif.
Sebagai contoh kasusnya, di sekolah bisa diawali dengan kesepakatan kelas yang dilakukan di awal semester, dan diingatkan di setiap pembelajaran secara berkala. Misalnya pada aturan untuk datang ke sekolah tepat waktu pada sebelum pukul 07.00 untuk semua peserta didik. Kepada peserta didik yang selalu datang tepat waktu guru memberikan pujian dengan jelas dan kasih sayang terhadap apa yang sudah dilakukannya, seperti “Terimakasih ya nak, sudah datang ke sekolah tepat waktu, sebelum pukul 07.00 sudah hadir di sekolah. Pak guru menghargai dan mengapresiasi apa yang kamu usahakan, semoga kamu bisa terus menjadi anak yang disiplin dan bisa menjadi contoh untuk teman-teman yang lain ya. Tetap semangat!”.
Namun, jika ada peserta didik yang datang terlambat lebih pukul 07.00 maka guru tidak langsung menegur dan memberi hukuman di depan teman-temannya di kelas karena pasti memberi dampak malu dan dikucilkan, guru sebaiknya menemui peserta didik tersebut secara terpisah dengan teman-temannya, misal ketika istirahat, lalu mengkomunikasikan apa yang membuatnya terlambat, apakah karena tidur larut lama karena bermain HP, atau karena rasa malas bangun pagi, atau karena hal lain. Lalu apa yang melalui hal tersebut guru dapat memberikan solusi supaya peserta didik dapat datang lebih awal dan memupuk rasa disiplin. Hal tersebut juga tentunya tidak bisa dilakukan tanpa bantuan dan komunikasi dari orangtua atau wali murid. Dengan membangun kepercayaan dan penghargaan kepada peserta didik secara bertahap, akan membangun koneksi yang baik dan tujuan dapat tersampaikan.
Terakhir, sebuah kutipan sebagai berikut tentang cara guru untuk mendidik peserta didik di era sekarang.
“Connection Before Correction”
Seperti halnya jika kita sudah menyambungkan WIFI atau paket data untuk internet di HP, maka kita bisa melakukan banyak hal yang menggunakan internet seperti mengirim WA, membuka youtube, mendengarkan lagu, mengupload foto dan video, dan lain sebagainya. Kita bisa melakukan banyak hal tanpa ada masalah asal koneksi internetnya sudah terhubung. Begitu juga dengan hubungan guru dan peserta didik. Mengutamakan hubungan yang baik dengan penuh kasih sayang sebelum melakukan koreksi kepada peserta didik. Hubungan pendekatan kepada peserta didik, tentunya tidak bisa dilakukan secara instan atau dalam waktu singkat dan cepat, namun membutuhkan waktu secara bertahap dan pengulangan, jika gagal maka coba lagi, jika belum berhasil maka diusahakan dan diupayakan kembali. Lalu, jika koneksi yang baik sudah terhubung antara guru dan peserta didik, maka pesan dan tujuan yang ingin disampaikan pasti bisa “terkirim dan diterima” dengan baik dan sesuai dengan apa yang guru harapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H