Mohon tunggu...
Dhea HanifaAzzahra
Dhea HanifaAzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengembangan Kurikulum dalam Menghadapi Era Society 5.0

29 April 2024   01:31 Diperbarui: 29 April 2024   01:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENGERTIAN KURIKULU

Kurikulum berasal dari bahasa yunani curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

ERA SOCIETY 5.0

Saat ini kita berada di revolusi industri era 4.0 dimana banyak terjadi perubahan seperti berkembangnya teknologi yang benar-benar tidak bisa bayangkan. Hal-hal yang dulunya sulit kini dipermudah. Perkembangan dalam ekonomi seperti aplikasi ojek online atau e-money, dan belanja melalui e-commerce. Berekmbangnya revolusi industri 4.0 juga memiliki dampanya bagi dunia pendidikan.

Konsep Society 5.0 berasal dari Jepang dan sering dibicarakan tentang kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat masa depan. Ini menunjukkan visi tentang masyarakat yang sangat maju dan terintegrasi secara teknologi yang berusaha mengatasi masalah sosial dan meningkatkan kualitas hidup melalui integrasi yang mulus antara ranah siber, yang merupakan teknologi digital, dan ranah fisik, yang merupakan lingkungan dunia nyata.

Walaupun nyatanya di Indonesia revolusi industri 4.0 belum sepenuhnya terimplementasi di Indonesia. Konsep revolusi industri 5.0 memiliki kekuatan besar untuk mengubah cara kita hidup. Ini dapat mengubah cara kita hidup dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang muncul dari revolusi industri 4.0, seperti Internet of Things (internet untuk segala sesuatu), artificial intelegent (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk menyelesaikan berbagai masalah dan tantangan masyarakat. Namun, Revolusi Industri 5.0 bukanlah hal baru karena merupakan kontras dari Revolusi Industri 4.0, yang merupakan era kembali ke industri. Kolaborasi digital, teknologi, dan manusia semakin nyata. Banyak robot sudah diarahkan untuk bekerja sama dan berinteraksi langsung dengan manusia.

Adanya society 5.0 memiliki tantangan sendiri dalam berbagai kehidupan, salah satu yang terdampak adalah bidang pendidikan. Apabila dulu sekolah merupakan tempat peserta mendapat ilmu, kini seiring dengan berkembangnya teknologi peserta didik mampu mendapatkan informasi melalui internet.

Karena permasalahan itulah yang menuntut guru atau pendidik dituntut untuk terus berkembang dalam melakukan pembelajaran yang lebih menarik dan bisa memotivasi peserta didik untuk tetap terus mengikuti pembelajaran di sekolah.

Peserta didik harus lebih dibiasakan untuk berpikir kritis dan konstruktif selama pembelajaran. agar pelajaran yang disampaikan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan sebagai alternatif untuk pembelajaran di sekolah. Untuk menjadi penggerak era masyarakat 5.0, yang merupakan penyempurnaan dari era 4.0, guru harus memiliki keahlian yang diperlukan. Dia tidak hanya harus mahir dalam memberikan pelajaran, tetapi juga harus mampu mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

Kurikulum merupakan suatu panduan dalam melaksanakan proses pembelajaran, dalam pelaksanaannya memerlukan peran guru. Guru memerlukan kompetensi dengan alat teknologi

Untuk mewujudkan atau mempersiapkan era Society 5.0, dalam kegiatan pembelajaran peserta didik tidak cukup hanya sebatas memahami atau diberikan sebuah teori saja. Tetapi peserta didik harus disiapkan untuk mampu berpikir kritis dan konstruktif sehingga pembelajaran yang menyenangkanpun dapat tercipta. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan konsep pembelajaran di sekolah yang menerapkan beberapa komponen:

  • Menerapkan kemampuan HOTS yang merupakan dalam memecahkan masalah secara kompleks, berpikir kritis dan kreativitas.
  • Pembaruan pendekatan pembelajaran yang futuristis mengatakan bahwa pembelajaran tidak hanya harus bergantung pada penguasaan materi tetapi juga harus terkait dengan penggunaan teknologi untuk kemajuan masyarakat 5.0
  • pemilihan model pembelajaran yang tepat. Model ini memungkinkan siswa untuk menunjukkan kreativitas dan menemukan konsep baru.
  • mengidentifikasi potensi pendidik. Seorang pendidik harus memperoleh kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk beradaptasi dengan era Society 5.0 dengan memberikan wawasan, sikap, dan keterampilan.
  • penyediaan sarpras dan sumber belajar yang inovatif yang memenuhi kebutuhan, seperti bangunan pintar berbasis IT yang terdiri dari ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium yang didukung oleh fasilitas Internet of Things dan AI serta sumber belajar dan media untuk siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun