Mohon tunggu...
Dhea Syifa Malika
Dhea Syifa Malika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ

Hai, perkenalkan nama saya Dhea Syifa Malika. Saat ini saya sedang menempuh studi S1 Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Tokoh Sosiologi: Zygmunt Bauman

17 Oktober 2022   13:32 Diperbarui: 17 Oktober 2022   13:38 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biografi Singkat

Zygmunt Bauman merupakan sosiolog yang lahir di Polandia pada 19 November 1925. Bauman juga merupakan seorang pemikir kritis yang melewati tiga masa peradaban dunia, yakni masa Holokaus, Modernisme, dan Post modernisme. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ia adalah salah satu sosiolog Eropa yang paling berpengaruh dalam bidang sosiologi.

Pada tahun 1968, ia mendapat gelar professor sosiologi dari Universitas Warsawa Polandia dan memulai karirnya sebagai dosen disana. Akan tetapi, tak lama setelah itu, ia dipecat dari jabatannya karena diketahui menyimpan identitas ayahnya yang merupakan seorang penganut Zionisme. Akhirnya, Zygmunt Bauman bersama keluarganya meninggalkan Polandia dan pindah ke Leeds, Inggris, untuk menyelesaikan studi dan membangun karirnya kembali.

Modernitas Menurut Bauman

Bauman menganggap modernitas hanya sebagai sebuah nama, bukan realitas (kenyataan). Menurutnya, modernitas menjadikan usaha untuk mengklaim secara totalitas atas seluruh bentuk kehidupan manusia sebagai topeng. Topeng inilah yang ingin diungkapkan oleh Bauman.

Liquid Modernity (Modernitas Cair)

Masyarakat Eropa Barat yang merasa kecewa terhadap skenario modernitas lama atau "modernitas padat" melakukan redefinisi dan transisi untuk beralih ke dalam modernitas baru. Lahirnya percik pemikiran modernitas baru disebabkan oleh pandangan bahwa negara dan sistem sosial kaku yang menjadi ciri khas modernitas lama adalah akar dari penderitaan manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, Bauman mengevaluasi krisis dan protes yang menyebar di berbagai benua Eropa dan menyarankan perubahan radikal perilaku masyarakat sebagai solusinya.

Dinamika sosial dari masyarakat modern yang terlalu kaku kemudian berubah menjadi konstruksi modernitas yang memprioritaskan kebebasan. Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai modernitas baru atau "modernitas cair".

Liquid modernity (modernitas cair) adalah istilah Bauman dalam menggambarkan kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam modernitas cair, tindakan serta perubahan berjalan secara cepat sehingga masyarakat tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya. Bauman menegaskan bahwa liquid modernity memiliki gejala dimana kehidupan ditandai dengan adanya ketidakpastian permanen. Oleh karena itu, modernitas cair mendorong sekaligus memaksa masyarakat untuk beradaptasi pada sebuah percepatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kegiatan yang akan terus berganti dengan cepat dan kondisi kehidupan sosial antar manusia yang kian berubah menjadi semakin tidak pasti. Proses perubahan yang demikian cepat membuat individu hanya menjadi sebuah "debu" di tengah lautan manusia yang tidak saling mengenal (Bauman dalam Kurniawan, 2020: 112-113).

Struktur dan Anti-struktur Masyarakat

Bauman melihat adanya dua bentuk masyarakat yang saling bertentangan dan memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Kedua bentuk masyarakat tersebut disebut juga sebagai struktur (masyarakat atau sosialisasi) dan antistruktur (komunitas atau sosialitas).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun