Mohon tunggu...
Dhea Syifa Malika
Dhea Syifa Malika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ

Hai, perkenalkan nama saya Dhea Syifa Malika. Saat ini saya sedang menempuh studi S1 Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Modern Sociological Theory: Paradigms in Sociology

6 September 2022   19:25 Diperbarui: 7 September 2022   10:14 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang bidang keilmuan tentu tak dapat terlepas dari paradigma. Lantas, apa yang dimaksud dengan paradigma? Agar dapat dimengerti secara sederhana, paradigma dapat kita analogikan. Misalnya begini, ketika kita ingin pergi ke suatu tempat, maka hal yang terbesit pada benak kita tentu "perginya naik apa?" jawabannya pun beragam. Bisa saja menaiki kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor. Atau bisa pula menggunakan kendaraan umum. Beragam cara untuk pergi itulah yang dianalogikan sebagai paradigma. 

Menilik sejarahnya, istilah paradigma sendiri dahulunya diperkenalkan oleh Thomas Samuel Kuhn (1922-1996) dalam bukunya yang berjudul The Structure of Scientific Revolution. Kemudian, istilah paradigma semakin populer ketika Robert Friedrichs menerbitkan bukunya yang berjudul Sociology of Sociology (1970). Menurutnya, "Paradigm in essence is a step to find out the social reality that is built by a particular Idea Mode or Inquiry Mode. Which then produces a specific way of understanding." Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa paradigma adalah perspektif atau cara berpikir (way of thinking) yang memproduksi atau menghasilkan ilmu pengetahuan

Selain pengertian tadi, ada pula pengertian paradigma menurut Kuhn. Menurutnya, "Paradigm is a very essential picture of the subject matter of science. Paradigm is also the broadest unit of convention or scientific agreement that distinguishes one scientific community from another."

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita beri contoh bahwa ada perbedaan arti atau makna tentang suatu istilah di berbagai bidang keilmuan. Misalnya, makna fakta sosial dalam ranah ilmu sosiologi dengan disiplin ilmu lain tentu berbeda. Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis Kuhn, ia menjelaskan bahwa "The development of science is closely related to the dominance of the scientific paradigm that emerged in a certain period. This is where the difference in paradigm in developing knowledge according to Kuhn which then gives birth to different knowledge."

Main Paradigms of Sociology

1. Empiricism / Positivism

- Ontology = that which exists is something sensible (the five senses)

- Epistemology = knowledge can be achieved through observation

- Methodology = quantification (independent social facts as objects)

2. Constructivism/interpretative

Also called interpretive sociology.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun