Mohon tunggu...
Ratna Dhevi
Ratna Dhevi Mohon Tunggu... Guru - Manusia

Menulislah, karena menulis membuatmu tetap waras. Seneng nulis dan masih terus belajar nulis. Tulisan berserak dimana-mana, masih berusaha konsisten di setiap platform menulis. Beberapa tulisan bisa di baca di ratnadhevi.blogspot.com yang lainnya berserak di akun-akun media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belum Menikah Sudah Merencanakan Pendidikan Anak, Why Not?

30 Oktober 2015   13:16 Diperbarui: 30 Oktober 2015   13:50 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Merencanakan Biaya Pendidikan Anak Sedini Mungkin (sumber gambar : sukamajupengangsalan.blogspot.com )"][/caption]

Membicarakan anak tentu saja berjalan beriringan dengan membicarakan orang tua. Belum menikah mau membicarakan anak? Ah tidak masalah. Karena hidup perlu direncanakan sedini mungkin, terlepas dari tantangan – tantangan yang terpampang di depan. Sulit? Tentu saja. Dapat dilewati? Absolutely. Apalagi bagi seorang perempuan seperti saya.

Mulai dari Diri Sendiri

Bagi seorang perempuan, anak adalah sekaligus siswanya. Ditangan seorang ibulah pendidikan awal anak dimulai. Bagaimana seorang anak mengenal kata. Bagaimana seorang anak mengenal cinta dan kasih sayang. Bagaimana seorang anak mengenal ungkapan perasaan. Bagaimana seorang anak belajar mengungkapkan benaknya. Bagaimana seorang anak mempelajari norma kehidupan. Dan tentu saja bagaimana seorang anak belajar melangkah, dimulai dari belajar membalikkan badan, menggunakan tangan, kaki dan lututnya serta akhirnya menggunakan kedua kakinya untuk bertumpu.

Dari hal paling sederhana hingga hal paling kompleks, dipelajari seorang anak bersama ibunya. Ah, tentu saja ayah juga berperan penting dan tidak dapat tergantikan. Tanggung jawab seorang ibu bagi anaknya sangatlah besar. Karena sekali lagi, dialah guru pertama seorang anak. Perempuan manapun tak ingin gagal menjadi seorang ibu. Maka benarlah kata orang bijak, bahwa nasib bangsa terletak pada tangan perempuan. Ya karena perempuanlah yang menyiapkan modal awal para penerus bangsa, baik laki-laki maupun perempuan.

Dengan tanggung jawab seperti itulah, maka perempuan harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Mencari ilmu sebanyak-banyaknya, sekolah setinggi-tingginya, memperbaiki akhlak sebaik-baiknya, belajar agama sebenar-benarnya. Memperbaiki diri dan terus memperbaiki diri. Semua dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri menjadi guru pertama bagi calon putra – putrinya kelak. Bukankah bila kita menginginkan output atau hasil siswa yang bagus, gurunya juga harus luar biasa. Sedangkan mempersiapkan diri jauh-jauh hari, sebelum mempunyai anak tentunya akan jauh lebih baik dan mantap. Walaupun tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri.

Mulai dari Pasangan

Pendidikan anak tentu saja tidak hanya terbebankan pada pundak perempuan atau ibu saja. Peran seorang ayah tentunya sangat besar dalam pendidikan anak, apalagi di masa-masa awal perkembangannya. Sudah banyak contoh di sekitar kita bagaimana anak menjadi korban atas ketidakharmonisan sebuah rumah tangga. Suami dan istri yang saling bahu membahu memberikan kasih sayang kepada buah hatinya, dipercaya dapat menghasilkan anak yang lebih berhasil. Berhasil disini, bukan hanya berarti sukses dalam keuangan dan keduniaan. Namun, yang lebih penting berhasil dalam akhlak, moral dan tingkah lakunya.

Betul memang perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya, apalagi ketika anak sudah mencium aroma luar rumah, tentu saja banyak faktor X yang mempengaruhi. Akan tetapi, bila didampingi oleh peran orang tua sejak dini, maka pengaruh negatif dipercaya dapat diminimalisir.

Untuk dapat bersinergi dalam rumah tangga, tentunya diperlukan partner yang tepat. Memilih partner hidup yang tepat, sangat mendukung suksesnya perhelatan pendidikan anak.

“Memilih partner hidup yang tepat memangnya mudah? Kalau ngomong saja sih sangat mudah”. Betul sekali, ngomong doang itu sangat mudah. Tapi saya percaya pada janji Tuhan saya, bahwa perempuan yang baik adalah untuk laki-laki yang baik. Maka, untuk mendapatkan partner yang baik, yang perlu dilakukan hanya memperbaiki diri lebih baik dan lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun