Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Budaya Lembur, Apakah Kita Terjebak dalam Persepsi yang Salah?

15 Oktober 2024   10:40 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:45 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerja lembur. Foto: freepik.com/freepik

Bagi banyak orang, bekerja lembur sering kali diartikan sebagai upaya ekstra yang menunjukkan komitmen terhadap pekerjaan. 

Kita mungkin pernah mendengar rekan kerja yang dengan bangga menceritakan berapa banyak jam yang mereka habiskan di kantor setelah jam kerja. 

Dalam konteks ini, lembur seolah menjadi simbol status, menandakan bahwa seseorang adalah "pekerja keras."

Budaya lembur telah menjadi bagian dari kehidupan profesional di banyak perusahaan, terutama di era persaingan bisnis yang semakin ketat. 

Namun, apakah kita terjebak dalam persepsi yang salah tentang budaya lembur ini?

Memahami persepsi lembur

Persepsi positif terhadap lembur sering kali muncul dari norma sosial dan harapan di tempat kerja. 

Di banyak perusahaan, lembur dianggap sebagai indikator kinerja yang baik. Karyawan yang sering lembur bisa dilihat sebagai pekerja keras yang berdedikasi, sementara mereka yang pulang tepat waktu mungkin dianggap kurang ambisius. 

Namun, lembur terkadang bukan hanya hasil dari tuntutan perusahaan, tetapi juga merupakan keinginan karyawan itu sendiri. 

Karyawan sering merasa harus lembur untuk menyelesaikan tugas yang sebenarnya bisa dikelola dalam jam kerja yang ditetapkan.

Dalam banyak kasus, lembur justru mencerminkan ketidakmampuan karyawan untuk menyelesaikan tugasnya dalam waktu yang diberikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun