Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Salah Kaprah yang Harus Diakhiri pada Anak ADHD yang Sering Dibilang "Anak Nakal"

14 September 2024   09:00 Diperbarui: 14 September 2024   09:02 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Anak-anak dengan ADHD seringkali mendapat stigma sebagai anak yang tidak patuh, tidak disiplin, atau bermasalah. Ini sangat tidak adil karena ADHD bukanlah soal moralitas atau kemauan, melainkan tantangan dalam fungsi otak yang memengaruhi pengendalian diri dan perhatian." Dr. Edward Hallowell, (Ahli ADHD dan penulis buku Driven to Distraction)

Ketika seorang anak berlari-lari tanpa henti di dalam kelas, memotong pembicaraan orang lain, atau tidak mampu menyelesaikan tugas, tidak sedikit orang yang langsung memberikan label "anak nakal." 

Tanpa disadari, perilaku ini mungkin saja merupakan gejala dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), sebuah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan anak untuk fokus, mengendalikan impuls, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. 

Sayangnya, banyak anak dengan ADHD masih terjebak dalam stigma yang salah.

ADHD dan stigma "anak nakal"

Anak dengan ADHD sering disalah pahami oleh orang tua, guru, dan teman sebaya karena gejala-gejala yang mereka tampilkan mirip dengan perilaku "nakal." 

Misalnya, impulsivitas yang menyebabkan mereka sering berbicara tanpa izin atau hiperaktivitas yang membuat mereka tidak bisa duduk diam. 

Padahal, mereka tidak berniat untuk melanggar aturan atau tidak menghormati orang lain. ADHD adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi fungsi otak, sehingga anak dengan ADHD tidak memiliki kontrol yang sama seperti anak-anak lainnya.

Mengatasi ADHD dengan pendekatan yang tepat

Dr. William Dodson, seorang psikiater yang fokus pada ADHD, menyatakan bahwa stigma seperti ini dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. 

"Ketika anak-anak dilabeli sebagai nakal, mereka mulai percaya bahwa ada yang salah dengan diri mereka. Ini bisa merusak harga diri dan memperburuk perilaku karena mereka merasa tidak ada gunanya mencoba memperbaiki diri."

Dodson menekankan bahwa anak dengan ADHD membutuhkan dukungan, bukan hukuman. Menghukum anak karena gejala ADHD yang tidak bisa mereka kendalikan justru akan memperburuk masalah. 

Yang diperlukan adalah pendekatan yang lebih bijak, seperti memberikan instruksi yang jelas, struktur yang konsisten, dan memberi waktu ekstra bagi mereka untuk menyelesaikan tugas.

Membongkar stigma melalui pendidikan

Mengubah stigma anak nakal pada anak ADHD memerlukan edukasi dan kesadaran. Guru, orang tua, dan masyarakat luas harus memahami bahwa ADHD adalah kondisi yang nyata dan memengaruhi cara otak berfungsi. 

Alih-alih memberikan label negatif, kita perlu melihat perilaku anak-anak ini dalam konteks yang lebih luas.

Dr. Russell Barkley, salah satu peneliti ADHD terkemuka, dalam penelitiannya menemukan bahwa anak dengan ADHD yang mendapat dukungan baik dari lingkungan mereka mampu mengatasi tantangan yang ada. 

"Dengan strategi yang tepat, seperti teknik pengelolaan kelas yang ramah ADHD dan dukungan keluarga, anak-anak ini bisa tumbuh menjadi individu yang produktif dan berprestasi."

Mengakhiri stigma, membangun dukungan

Stigma "anak nakal" pada anak dengan ADHD adalah penghalang besar bagi perkembangan mereka. Pemahaman yang lebih mendalam tentang ADHD bisa membantu kita mengatasi kesalahpahaman ini. 

Penting bagi para pendidik, orang tua, dan masyarakat umum untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi anak-anak dengan ADHD, di mana mereka bisa tumbuh tanpa stigma dan mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

Menghentikan stigma ini bukan hanya soal memberi label yang benar, tetapi tentang memberikan kesempatan kepada setiap anak, terlepas dari kondisi mereka, untuk berkembang sesuai potensinya. 

Kita harus berhenti melihat anak ADHD sebagai "anak nakal" dan mulai melihat mereka sebagai anak yang penuh energi, kreatif, dan memiliki cara pandang unik terhadap dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun