Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Laksa Tangerang, Kuliner Peranakan yang Menggugah Selera di Musim Pancaroba

13 September 2024   17:08 Diperbarui: 20 September 2024   13:14 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Laksa ini bukan sekadar makanan, tapi juga warisan budaya yang harus dijaga. Setiap mangkuk laksa yang saya buat adalah hasil dari resep turun-temurun yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu." Pak Masitar (Penjual laksa legendaris di Pasar Lama)

Tangerang, sebuah kota yang terletak di sebelah barat Jakarta, dikenal tidak hanya sebagai pusat industri dan perdagangan, tetapi juga sebagai surga kuliner. 

Salah satu hidangan khas yang menjadi ikon kuliner Tangerang adalah laksa. Laksa Tangerang merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu yang menghasilkan cita rasa unik dan menggugah selera, terutama saat musim pancaroba.

Sejarah dan asal usul

Ilustrasi laksa tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa
Ilustrasi laksa tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa

Laksa Tangerang memiliki sejarah panjang yang berakar dari budaya peranakan, yaitu perpaduan antara budaya Tionghoa dan Melayu. 

Hidangan ini awalnya diperkenalkan oleh para imigran Tionghoa yang menetap di Tangerang dan kemudian beradaptasi dengan cita rasa lokal. 

Kuah laksa yang kental dan kaya rempah menjadi ciri khas yang membedakan laksa Tangerang dari laksa di daerah lain. 

Sebagai kuliner peranakan, laksa tidak hanya mencerminkan kekayaan rasa tetapi juga sejarah panjang integrasi budaya di Tangerang.

Ilustrasi kuah laksa Tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa
Ilustrasi kuah laksa Tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa

Bahan dan proses pembuatan

Laksa Tangerang terbuat dari bahan-bahan sederhana namun kaya akan rasa. Bahan utamanya adalah mie tepung beras putih yang sudah direbus, kemudian disajikan dengan kuah kuning kental yang terbuat dari santan, rempah-rempah, dan kaldu ayam. 

Beberapa varian laksa juga menggunakan kacang hijau yang memberikan rasa manis khas2. Hidangan ini biasanya dilengkapi dengan suwiran ayam, telur rebus, tahu, dan daun seledri. 

Pada musim pancaroba, ketika cuaca sering berubah-ubah, laksa menjadi pilihan yang tepat karena kuahnya yang hangat dan kaya akan rempah-rempah dapat menghangatkan tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi laksa Tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa
Ilustrasi laksa Tangerang. Foto: dokumentasi pribadi/choirunnisa

Rekomendasi tempat makan laksa

Beberapa tempat di Tangerang yang terkenal dengan laksa enaknya antara lain:

  • Laksa Benteng Pak Masitar: Terletak di depan Vihara Boen Tek Bio, Pasar Lama, laksa ini sudah berjualan selama lebih dari 30 tahun. Keistimewaannya terletak pada kuahnya yang medok dan bihunnya yang dibuat sendiri.
  • Laksa Bihun Ci Ikim: Berlokasi di Jl. KH. Soleh Ali No. 89, Sukasari, laksa ini terkenal dengan kuah santannya yang ringan dan bihunnya yang melimpah. Tambahan ebi dan daun kemangi membuat rasanya semakin nikmat.
  • Laksa Bang Gondrong: Meski hanya gerobak pinggir jalan, laksa ini selalu ramai pembeli karena rasanya yang autentik dan harganya yang terjangkau. Lokasinya di Jl. H. Embang Jaya No.24, Sukaasih.
  • Laksa Sari: Menyajikan laksa dengan bumbu yang medok dan isian lengkap seperti bihun, lontong, wortel, ebi, ayam suwir, tahu, telur, emping, dan daun kemangi. Lokasinya di Jl. Kh. Soleh Ali No.28, Sukasari, Kec. Tangerang.

  • Kawasan Kuliner Laksa Tangerang yang terletak di Jl. Mochammad Yamin No.113, Babakan, Kota Tangerang.

Laksa sebagai identitas budaya

Laksa Tangerang tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Tangerang. 

Sebagai contoh, Festival Laksa Tangerang yang diadakan setiap tahun berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah. 

Festival ini tidak hanya mempromosikan laksa sebagai kuliner khas, tetapi juga sebagai simbol keberagaman budaya di Tangerang.

***

Laksa Tangerang adalah bukti nyata bagaimana kuliner dapat menjadi jembatan antara berbagai budaya. Dengan cita rasa yang kaya dan sejarah yang panjang, laksa Tangerang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkaya warisan budaya Indonesia. 

Terlebih lagi, di musim pancaroba, laksa menjadi pilihan kuliner yang ideal untuk menghangatkan tubuh dan mengatasi perubahan cuaca yang tidak menentu. 

Jadi, jika Anda berkunjung ke Tangerang, jangan lupa untuk mencicipi laksa yang legendaris ini dan merasakan kehangatan serta kekayaan rasa yang ditawarkannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun