Beberapa varian laksa juga menggunakan kacang hijau yang memberikan rasa manis khas2. Hidangan ini biasanya dilengkapi dengan suwiran ayam, telur rebus, tahu, dan daun seledri.Â
Pada musim pancaroba, ketika cuaca sering berubah-ubah, laksa menjadi pilihan yang tepat karena kuahnya yang hangat dan kaya akan rempah-rempah dapat menghangatkan tubuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Rekomendasi tempat makan laksa
Beberapa tempat di Tangerang yang terkenal dengan laksa enaknya antara lain:
- Laksa Benteng Pak Masitar: Terletak di depan Vihara Boen Tek Bio, Pasar Lama, laksa ini sudah berjualan selama lebih dari 30 tahun. Keistimewaannya terletak pada kuahnya yang medok dan bihunnya yang dibuat sendiri.
- Laksa Bihun Ci Ikim: Berlokasi di Jl. KH. Soleh Ali No. 89, Sukasari, laksa ini terkenal dengan kuah santannya yang ringan dan bihunnya yang melimpah. Tambahan ebi dan daun kemangi membuat rasanya semakin nikmat.
- Laksa Bang Gondrong: Meski hanya gerobak pinggir jalan, laksa ini selalu ramai pembeli karena rasanya yang autentik dan harganya yang terjangkau. Lokasinya di Jl. H. Embang Jaya No.24, Sukaasih.
Laksa Sari: Menyajikan laksa dengan bumbu yang medok dan isian lengkap seperti bihun, lontong, wortel, ebi, ayam suwir, tahu, telur, emping, dan daun kemangi. Lokasinya di Jl. Kh. Soleh Ali No.28, Sukasari, Kec. Tangerang.
- Kawasan Kuliner Laksa Tangerang yang terletak di Jl. Mochammad Yamin No.113, Babakan, Kota Tangerang.
Laksa sebagai identitas budaya
Laksa Tangerang tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Tangerang.Â
Sebagai contoh, Festival Laksa Tangerang yang diadakan setiap tahun berhasil menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah.Â
Festival ini tidak hanya mempromosikan laksa sebagai kuliner khas, tetapi juga sebagai simbol keberagaman budaya di Tangerang.
***
Laksa Tangerang adalah bukti nyata bagaimana kuliner dapat menjadi jembatan antara berbagai budaya. Dengan cita rasa yang kaya dan sejarah yang panjang, laksa Tangerang tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga memperkaya warisan budaya Indonesia.Â