"Kita sering kali takut jika menolak permintaan orang lain, mereka akan berpikir kita egois atau tidak peduli. Kebutuhan untuk diterima secara sosial membuat kita cenderung mengesampingkan kebutuhan pribadi," Dr. Susan Newman (Psikolog Klinis)
Di tengah tuntutan hidup yang semakin tinggi, banyak orang merasa sulit untuk mengatakan "tidak" kepada orang lain.Â
Bagi sebagian besar, menolak permintaan atau tawaran sering kali dianggap sebagai tindakan tidak sopan atau kurang peduli.Â
Namun, kemampuan untuk menolak dengan tegas justru memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup.Â
Ketidakmampuan untuk berkata "tidak" dapat berujung pada kelelahan, stres, bahkan gangguan keseimbangan hidup.
Mengapa mengatakan "tidak" terasa sulit?
Psikolog klinis Dr. Susan Newman dalam bukunya The Book of No menjelaskan bahwa banyak orang merasa tertekan untuk selalu mengatakan "ya" karena takut tidak disukai atau ingin menjaga hubungan baik.Â
Penelitian dari American Psychological Association (2015) mendukung hal ini. Studi menunjukkan bahwa individu yang sulit menetapkan batasan personal lebih rentan terhadap stres dan kecemasan.Â
Kebiasaan selalu memenuhi permintaan orang lain tanpa memperhitungkan kapasitas pribadi dapat membuat seseorang merasa kewalahan dan kehilangan kendali atas waktu serta energi mereka.
Dampak negatif dari selalu berkata "ya"
Kebiasaan selalu menyetujui permintaan orang lain tidak hanya menguras fisik dan mental, tetapi juga bisa berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.
Studi serupa oleh Flett, Hewitt, dan Su (2016) menemukan bahwa mereka yang mampu mengatakan "tidak" lebih puas dengan hidupnya dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah.Â
Kemampuan untuk menetapkan batas yang sehat melindungi mereka dari kelelahan berlebihan, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Bren Brown: Mengatakan "tidak" adalah bentuk keberanian
Dalam bukunya Tak Apa-Apa Tak Sempurna (The Gifts of Imperfection), Bren Brown menekankan bahwa mengatakan "tidak" adalah tindakan yang sangat penting dalam menjalani hidup yang otentik.Â
Menurut Brown, sering kali orang takut mengecewakan orang lain atau dianggap kurang peduli jika menolak. Namun, keberanian untuk mengatakan "tidak" sebenarnya adalah bentuk penghormatan pada diri sendiri.
"Menyatakan batasan dan mengatakan 'tidak' adalah tindakan keberanian yang menunjukkan integritas kita.Â
Ketika kita tidak menetapkan batas yang jelas, kita akan merasa kewalahan dan mudah menyalahkan orang lain atas kelelahan kita sendiri," tulis Brown dalam bukunya.Â
Ia menggarisbawahi bahwa keberanian untuk menolak bukanlah tindakan egois, melainkan upaya untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mental.
Manfaat belajar mengatakan "tidak"
Belajar berkata "tidak" memiliki banyak manfaat, antara lain:
- Menjaga keseimbangan hidup: Menolak tugas yang tidak penting membantu mengelola waktu dan energi dengan lebih baik.
- Mengurangi stres: Dengan menetapkan batas, risiko kelelahan berkurang.
- Meningkatkan hubungan: Orang lain akan lebih menghargai kita jika kita jujur tentang batasan kita.
- Melatih orang lain menghargai batasan: Penolakan yang tegas membantu orang lain belajar menghormati kebutuhan kita.
Cara Mengatakan "Tidak" dengan Bijak
Meski sulit, ada beberapa cara untuk menolak permintaan dengan sopan:
- Tegas dan jujur: Jelaskan alasan Anda menolak dengan cara yang jelas dan sopan.
- Gunakan bahasa asertif: Katakan dengan tegas tanpa menyakiti perasaan orang lain.
- Kenali prioritas: Evaluasi apakah permintaan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Anda.
- Tawarkan alternatif: Jika memungkinkan, beri solusi lain, seperti menawarkan bantuan di lain waktu.
Belajar mengatakan "tidak" adalah keterampilan penting yang sering kali diabaikan. Ketidakmampuan untuk menolak dapat mengakibatkan kelelahan, stres, dan bahkan gangguan pada kesehatan mental.Â
Seperti yang diungkapkan Bren Brown dalam Tak Apa-Apa Tak Sempurna, keberanian untuk menetapkan batas adalah bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dengan belajar mengatakan "tidak," kita tidak hanya melindungi keseimbangan hidup dan kesehatan mental kita, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.Â
Pada akhirnya, kemampuan ini akan membantu kita menjalani hidup dengan lebih otentik, penuh integritas, dan bebas dari rasa kewalahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H