Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari BJ. Habibie, dalam Menghadapi Krisis Ekonomi

12 September 2024   07:00 Diperbarui: 12 September 2024   07:02 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1998 menjadi titik balik sejarah Indonesia. Krisis moneter yang melanda Asia Tenggara menghantam negeri ini dengan dahsyat. 

Nilai tukar rupiah anjlok drastis, inflasi meroket hingga 77,6%, dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan meruntuh. 

Di tengah badai krisis yang begitu dahsyat, tongkat estafet kepemimpinan beralih ke tangan Bacharuddin Jusuf Habibie, seorang insinyur penerbangan yang dikenal dengan pemikiran rasional dan inovatif.

Sebagai seorang teknokrat, Habibie memiliki pendekatan yang sistematis dalam menghadapi krisis. 

Ia sadar betul bahwa krisis ekonomi bukan hanya sekadar masalah angka-angka, melainkan juga masalah struktural yang mendasar. 

Dengan visi yang jelas, Habibie merancang serangkaian kebijakan yang berani dan terukur.

Reformasi Struktural: Fondasi Kebangkitan Ekonomi

Salah satu langkah strategis yang diambil Habibie adalah melakukan reformasi struktural. Ia membuka kran investasi asing, melakukan privatisasi BUMN, dan memberikan otonomi yang lebih luas kepada daerah. 

Kebijakan-kebijakan ini memang kontroversial, namun terbukti efektif dalam jangka panjang. Habibie percaya bahwa reformasi adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

"Reformasi harus dilakukan secara menyeluruh, tidak setengah-setengah." Bj. Habibie.

Stabilisasi Ekonomi: Menjinakkan Inflasi dan Menguatkan Rupiah

Selain reformasi struktural, Habibie juga fokus pada stabilisasi ekonomi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun