Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tidak Hanya Orang Dewasa, Anak-anak Juga Bisa Manipulatif, Apa yang Harus Orang Tua Lakukan?

9 September 2024   11:00 Diperbarui: 9 September 2024   12:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak manipulatif. Foto: freepik.com/freepik

anakku, anak yang sopan dan manis di depan orang tua, bagaimana bisa menjadi pelaku bullying di luar rumah?

Manipulasi sering dianggap sebagai perilaku orang dewasa dalam berbagai situasi, dari dunia kerja hingga hubungan pribadi. 

Namun, tahukah Anda bahwa anak-anak juga bisa menunjukkan perilaku manipulatif? Ini mungkin mengejutkan, tetapi ada alasan mengapa anak-anak bisa berperilaku seperti itu. 

Mari kita selami lebih dalam untuk memahami fenomena ini.

Kenapa Anak-anak Bisa Manipulatif?

Perkembangan Kognitif dan Emosional

Sejak kecil, anak-anak mulai belajar cara berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Jean Piaget dan Lev Vygotsky, dua tokoh terkenal dalam psikologi perkembangan, menjelaskan bahwa anak-anak melewati berbagai tahap perkembangan kognitif dan sosial. 

Piaget berpendapat bahwa anak-anak berkembang secara bertahap dalam memahami hubungan sebab-akibat. Pada tahap ini, mereka mulai menyadari bagaimana mereka dapat memengaruhi orang lain untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Pengaruh Lingkungan

Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Albert Bandura dalam penelitiannya menunjukkan bahwa anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat. 

Jika mereka melihat orang dewasa menggunakan manipulasi untuk mencapai tujuan, mereka mungkin menganggap ini sebagai metode yang efektif. 

Contohnya, jika anak melihat orang tua menggunakan strategi manipulatif, mereka mungkin merasa itu adalah cara yang sah untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Kebutuhan Emosional dan Sosial

Manipulasi kadang-kadang merupakan cara anak-anak mencoba memenuhi kebutuhan emosional mereka. 

Dr. John Bowlby, yang terkenal dengan teori keterikatan, menjelaskan bahwa anak-anak yang merasa kurang perhatian atau kasih sayang mungkin menggunakan manipulasi untuk mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. 

Ini adalah cara mereka mencari rasa aman dan perhatian dari orang dewasa.

Jenis Manipulasi pada Anak

Manipulasi pada anak-anak dapat muncul dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah menggunakan emosi. 

Anak-anak mungkin berpura-pura sakit atau menangis sebagai strategi untuk mendapatkan perhatian lebih dari orang tua mereka atau menghindari tanggung jawab yang tidak ingin mereka lakukan. 

Taktik cerdas juga merupakan bentuk manipulasi yang umum. Anak-anak mungkin menggunakan kecerdikan untuk memengaruhi keputusan orang tua atau pengasuh mereka. 

Misalnya, mereka bisa meminta izin untuk sesuatu dengan cara yang sangat persuasif, menggunakan argumen yang disesuaikan untuk memengaruhi keputusan orang dewasa. 

Selain itu, menciptakan konflik adalah bentuk manipulasi yang sering terjadi. Beberapa anak mungkin memanipulasi situasi dengan menciptakan konflik antara orang dewasa atau teman-temannya. 

Dengan cara ini, mereka berusaha mendapatkan keuntungan pribadi atau memenuhi keinginan mereka tanpa harus langsung meminta apa yang mereka inginkan. 

Strategi Mengatasi Manipulasi Anak

Pendidikan Emosional

Mengatasi manipulasi pada anak memerlukan pendekatan yang bijaksana dan terencana. Pendidikan emosional menjadi langkah pertama yang penting. 

Mengajarkan anak-anak tentang emosi mereka dan bagaimana mengekspresikannya dengan cara yang sehat dapat membantu mengurangi perilaku manipulatif. 

Memahami dan mengelola emosi secara efektif dapat mengurangi dorongan untuk menggunakan manipulasi sebagai alat.

Komunikasi Terbuka

Mendorong anak untuk berbicara secara jujur tentang perasaan dan kebutuhan mereka dapat membantu orang tua memahami kebutuhan mereka tanpa harus melalui manipulasi. 

Komunikasi yang terbuka memungkinkan orang tua untuk mengenali dan memenuhi kebutuhan emosional anak secara langsung.

Konsistensi dan Batasan 

Menetapkan batasan yang konsisten dan jelas tentang perilaku yang diterima dan tidak diterima dapat membantu anak-anak memahami bahwa manipulasi tidak akan membuahkan hasil. 

Dengan menetapkan aturan yang tegas, anak-anak belajar bahwa manipulasi tidak akan memberikan hasil yang diinginkan.

Kroscek dengan Teman-teman 

Kroscek dengan teman-teman juga bisa menjadi cara efektif untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap tentang perilaku anak.

Berbicara dengan teman-teman anak atau pengasuh lain dapat memberikan informasi tambahan tentang bagaimana anak berperilaku di luar rumah. 

Ini membantu orang tua memahami apakah perilaku manipulatif yang muncul di rumah juga terjadi di lingkungan sosial yang berbeda.

---

Memahami bahwa anak-anak juga dapat menunjukkan perilaku manipulatif bukan berarti kita harus mengabaikan atau menghakimi mereka. 

Sebaliknya, ini adalah kesempatan untuk lebih memahami kebutuhan emosional mereka dan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang positif. 

Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa meminimalkan manipulasi dan membantu anak-anak belajar cara berinteraksi dengan cara yang lebih sehat dan konstruktif.

Menangani manipulasi pada anak memerlukan pemahaman dan kesabaran. Dengan informasi yang tepat dari berbagai sumber, termasuk observasi perilaku anak di luar rumah, kita dapat membimbing mereka menjadi individu yang lebih jujur dan empatik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun