Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menghapus Jejak Trauma Antargenerasi: Cara Menciptakan Generasi Baru Tanpa Luka

4 September 2024   18:24 Diperbarui: 5 September 2024   09:56 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi antargenerasi. Foto: Freepik

"Kesehatan mental adalah hak, bukan kemewahan." Judith Herman (2015) psychiatrist and author

Trauma antargenerasi adalah fenomena yang sering kali tersembunyi dalam bayang-bayang kehidupan sehari-hari, namun dampaknya jauh lebih luas dari yang terlihat. 

Trauma ini, berupa pengalaman buruk yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, bisa membentuk pola perilaku dan pola pikir yang merugikan. 

Namun, dengan pendekatan yang tepat dan berbasis bukti, kita dapat mulai menghapus jejak trauma ini dan menciptakan masa depan yang lebih sehat.

Apa Itu Trauma Antargenerasi?

Trauma antargenerasi merujuk pada pergeseran trauma dari orang tua ke anak-anak mereka, dan seterusnya. 

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Trauma & Dissociation menunjukkan bahwa pengalaman traumatis seperti kekerasan, pengabaian, atau bencana alam dapat memengaruhi bukan hanya mereka yang mengalaminya secara langsung, tetapi juga keturunan mereka. 

Trauma ini bisa memengaruhi pola pikir, perilaku, dan kesehatan mental generasi berikutnya, meskipun mereka tidak mengalami trauma secara langsung.

Sebuah studi di American Journal of Psychiatry mengungkapkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan penuh ketegangan atau kekerasan cenderung mengembangkan pola perilaku yang sama, termasuk kecemasan, depresi, atau gangguan stres pascatrauma. 

Ini terjadi karena pola pengasuhan dan dinamika keluarga yang dipengaruhi oleh trauma generasi sebelumnya.

Dampak Trauma Antargenerasi

Studi oleh Yehuda dan McFarlane (1995) menunjukkan bahwa individu yang mengalami trauma antargenerasi sering kali menunjukkan gejala gangguan stres pasca trauma (PTSD), kecemasan, dan depresi. 

Lebih lanjut, penelitian oleh Porges (2011) menyebutkan bahwa dampak trauma ini dapat memengaruhi perkembangan otak, sistem saraf, dan kesejahteraan emosional anak-anak. 

Trauma antargenerasi sering kali juga menyebabkan gangguan hubungan interpersonal dan kesulitan dalam membentuk ikatan yang sehat.

Strategi untuk Mengatasi Trauma Antargenerasi

1. Pendidikan dan Kesadaran

Edukasi tentang trauma dan dampaknya adalah langkah awal yang penting. Kampanye kesadaran dapat membantu individu memahami efek dari trauma dan mendorong mereka untuk mencari bantuan. 

Penelitian oleh van der Kolk (2014) menunjukkan bahwa memahami trauma membantu individu untuk memproses pengalaman mereka dan memulai proses penyembuhan.

2. Terapi dan Dukungan Psikologis

Terapi berbasis trauma, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi berbasis kesadaran, dapat membantu individu mengatasi pengalaman traumatis mereka. 

Penelitian oleh Rothschild (2000) menyebutkan bahwa pendekatan terapi ini efektif dalam mengurangi gejala PTSD dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

3. Intervensi Keluarga

Intervensi yang melibatkan seluruh anggota keluarga dapat membantu memperbaiki pola interaksi dan meningkatkan komunikasi.

Menurut studi oleh McGoldrick, Carter, dan Garcia-Preto (2016), terapi keluarga dapat membantu memutus siklus trauma dengan memperbaiki hubungan dan meningkatkan dukungan sosial di dalam keluarga.

4. Kebijakan dan Dukungan Sosial

Pemerintah dan lembaga sosial dapat memainkan peran penting dalam menyediakan dukungan kepada keluarga yang terdampak trauma. 

Program-program seperti layanan kesehatan mental gratis, konseling untuk keluarga, dan dukungan komunitas dapat membantu mengurangi dampak trauma antargenerasi.

Menciptakan Generasi Tanpa Luka

Menghapus jejak trauma antargenerasi memerlukan upaya kolaboratif dari individu, keluarga, dan masyarakat. 

Dengan memahami dampak trauma, mendukung individu melalui terapi, dan menciptakan kebijakan yang mendukung, kita dapat mulai membangun generasi baru yang lebih sehat dan lebih kuat. 

Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan di mana generasi mendatang dapat berkembang tanpa beban trauma masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun