Bahkan, beberapa perusahaan mulai mengadakan acara lari bersama karyawan mereka di GBK sebagai bagian dari program kesehatan perusahaan.
Para penjual makanan dan minuman juga merasakan dampaknya. Di sekitar GBK, berbagai kios dan gerai makanan mulai bermunculan, menawarkan aneka minuman sehat dan makanan ringan yang dianggap cocok untuk pelari.Â
Ekosistem ini tidak hanya mendukung tren lari, tetapi juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar.
Dampak Sosial dan Kesehatan
Dari sisi kesehatan, tren lari ini membawa dampak positif. Lari adalah salah satu olahraga yang mudah diakses dan memiliki banyak manfaat kesehatan, mulai dari meningkatkan kebugaran kardiovaskular hingga membantu dalam manajemen stres.Â
Bagi banyak orang, lari di GBK menjadi semacam pelarian dari rutinitas sehari-hari, sekaligus sarana untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Namun, ada juga sisi negatif yang perlu diperhatikan. Ada kekhawatiran bahwa bagi sebagian orang, fokus pada penampilan dan pencitraan di media sosial bisa menggeser tujuan utama dari olahraga itu sendiri.Â
Alih-alih berlari untuk kesehatan, beberapa orang mungkin lebih termotivasi oleh keinginan untuk terlihat menarik di depan kamera.
Media Sosial dan Tren Gaya Hidup
Pengaruh media sosial dalam membentuk tren ini tidak bisa diabaikan. Hashtag seperti #LariDiGBK atau #SehatBergaya sering kali menghiasi unggahan di Instagram, menambah daya tarik GBK sebagai destinasi utama untuk olahraga dan gaya hidup.Â
Media sosial seakan menjadi etalase bagi para pelari untuk menunjukkan dedikasi mereka, meski bagi sebagian orang hal ini bisa menjadi beban tersendiri.
Di sisi lain, media sosial juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya olahraga. Banyak influencer dan pelari profesional yang berbagi tips dan trik seputar lari, dari teknik lari yang benar hingga saran nutrisi.Â
Dengan demikian, tren lari di GBK tidak hanya menjadi gaya hidup, tetapi juga menjadi gerakan sosial yang mendorong lebih banyak orang untuk hidup sehat.