Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Freelancer - mengurus rumah tangga

Seorang Thinking extrovert yang senang belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal dan Memahami "Skin Hunger", Kebutuhan Sentuhan Fisik pada Manusia

30 Agustus 2024   09:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   10:17 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi skin hunger pada seseorang. Foto: freepik.com

Mengenal dan Memahami "Skin Hunger": Kebutuhan Sentuhan Fisik pada Manusia

Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan terhubung secara digital, sering kali kita lupa bahwa manusia adalah makhluk sosial yang juga membutuhkan sentuhan fisik. 

"Skin hunger" atau "sentuhan lapar" adalah istilah yang menggambarkan kebutuhan mendalam seseorang akan kontak fisik. Meskipun sentuhan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang sepele, ternyata kekurangan sentuhan fisik bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik kita.

Apa Itu Skin Hunger?

"Skin hunger" merujuk pada rasa ingin yang kuat akan sentuhan fisik ketika seseorang tidak mendapatkannya dalam waktu yang cukup lama. Sentuhan, seperti pelukan, tepukan di punggung, atau sekadar berjabat tangan, sebenarnya lebih dari sekadar tindakan fisik. 

Sentuhan memicu pelepasan hormon oksitosin, yang sering disebut sebagai "hormon cinta." Oksitosin berperan dalam menurunkan stres, meningkatkan perasaan bahagia, dan memperkuat hubungan sosial. Tanpa sentuhan fisik, seseorang bisa merasa lebih kesepian, cemas, dan bahkan depresi.

"Skin hunger" dapat terjadi pada berbagai kalangan, tetapi beberapa kelompok lebih rentan mengalaminya dibandingkan yang lain, seperti lansia, orang yang hidup sendirian, anak-anak panti asuhan, disabilitas, orang yang beru kehilangan pasangan.

Mengapa Skin Hunger Terjadi?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan "skin hunger." Salah satunya adalah kesepian sosial. Ketika seseorang merasa terisolasi, baik karena pindah ke lingkungan baru, kehilangan orang yang dicintai, atau perubahan hidup besar seperti perceraian, kebutuhan akan sentuhan fisik menjadi lebih besar. 

Perubahan budaya juga turut berperan; meningkatnya penggunaan teknologi dan media sosial mengurangi frekuensi interaksi fisik, yang berujung pada berkurangnya sentuhan. 

Pandemi COVID-19 juga memperparah situasi ini, karena kebijakan jarak fisik dan karantina membuat banyak orang tidak bisa mendapatkan sentuhan fisik yang biasa mereka dapatkan sehari-hari.

Selain itu, norma sosial dan budaya tertentu bisa membatasi kontak fisik, terutama di lingkungan formal atau budaya yang lebih konservatif. Beberapa orang mungkin juga memiliki pengalaman traumatis yang membuat mereka merasa tidak nyaman dengan sentuhan fisik.

Dampak Skin Hunger pada Kesehatan

Kekurangan sentuhan fisik tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga kesehatan fisik. Tanpa sentuhan yang cukup, tingkat hormon kortisol, yang berhubungan dengan stres, dapat meningkat, menyebabkan seseorang merasa lebih cemas dan tertekan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun