Penelitian oleh Conger dan Kanungo (1987) mendefinisikan karisma sebagai sifat yang memungkinkan seseorang untuk memengaruhi orang lain melalui pesona pribadi dan kekuatan komunikasi.
Studi ini menemukan bahwa pemimpin yang karismatik memiliki kemampuan untuk menginspirasi, memotivasi, dan membangun kepercayaan di antara pengikutnya.
2. Daya Tarik Interpersonal
Dalam psikologi sosial, daya tarik interpersonal mengacu pada sejauh mana seseorang menemukan orang lain sebagai menarik secara emosional dan sosial.Â
Studi oleh Byrne (1971) menunjukkan bahwa kesamaan sikap, keyakinan, dan nilai merupakan prediktor kuat dari daya tarik interpersonal.
Penelitian oleh Aronson et al. (1966), mengembangkan konsep "efek primacy dan recency" dalam hubungan interpersonal, yang menyatakan bahwa kesan pertama dan terakhir dari interaksi sangat memengaruhi persepsi keseluruhan terhadap seseorang.
3. Pengaruh Sosial dan Interaksi
Social Influence and Persuasion Studies, Robert Cialdini, seorang ahli dalam psikologi sosial, menguraikan prinsip-prinsip persuasi yang memengaruhi daya tarik dan pengaruh sosial dalam bukunya "Influence: The Psychology of Persuasion". Prinsip-prinsip ini termasuk reciprocation, commitment and consistency, social proof, authority, liking, dan scarcity.
Penelitian oleh Mehrabian (1971), Mehrabian mengembangkan konsep komunikasi nonverbal yang menunjukkan bahwa lebih dari 90% komunikasi adalah nonverbal, termasuk bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah, yang semuanya berperan dalam personal magnetism.
4. Emotional Intelligence (EQ)Â
Emotional intelligence (EQ) atau kecerdasan emosional, yang pertama kali dipopulerkan oleh Daniel Goleman, juga terkait erat dengan personal magnetism.Â