Buatlah serealistis mungkin sesuai dana yang ada. Jangan memaksakan pengeluaran yang sifatnya tidak wajib lalu akhirnya membuat sengsara hidup di bulan selanjutnya. Jika belum bisa mengikuti tradisi memberi bingkisan jangan dipaksakan, jangan sampai berhutang lalu mengorbankan kebutuhan wajib yang harus terlebih dahulu dipenuhi.
Jika memliki rezeki lebih, moment ramadan dan lebaran merupakan waktu yang paling baik untuk memberi karena setiap kebaikan dilipat gandakan.
Jika ada jangan pelit, jika belum ada ya jangan dipaksa.Â
2. Jangan membeli sesuatu dengan impulsif
Ramadan Super Sale. Semua e-commerce menawarkan potongan harga besar-besaran. Nah biasanya di sini banyak kebobolan anggaran keuangannya. Merasa sayang melewatkan diskon yang ada akhirnya dibeli padahal ya tidak butuh-butuh banget.
Tidak hanya barang-barang, godaan makanan ketika ramadan juga lebih dahsyat. Deretan takjil yang dijajakan di pinggir jalan atau di restoran yang menawarkan potongan harga dan menu spesial ramadan, yang akhirnya kita beli tanpa pikir panjang.
Ingat, perut kita hanya perlu satu piring untuk bisa kenyang. Jangan sampai membeli banyak makanan yang akhirnya tidak termakan lalu dibuang dan jadilah mubazir. Begitupula dengan membeli pakaian. Selagi masih bagus dan banyak jumlahnya di lemari kita, tahan dulu untuk tidak berlebihan membeli pakaian.
3. Komitmen menjalankan apa yang sudah direncanakan.
Saling menguatkan antar pasangan untuk berkomitmen dengan anggaran yang sudah dibuat. Jika perlu agar tidak tergoda sale, uninstall saja aplikasi e-commerce untuk sementara.
Memang tidak mudah menjalaninya apalagi jika kita tidak ikutan seperti orang kebanyakan, ya siap siap lah jadi omongan. Hahaha. Tidak apa nikmati saja, yang terpenting tidak merugikan siapapun.Â
Pada hakikatnya ramadan dan lebaran bukan seberapa bagus pakaian dan seberapa enak deretan makanan yang kita makan tetapi seberapa besar perubahan kita untuk mendekat ke Yang Maha Pencipta.Â