Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Kiat Jitu Melatih Anak Berpuasa

3 Februari 2024   17:10 Diperbarui: 3 Februari 2024   23:34 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ramadhan tiba
Ramadhan tiba
Ramadhan tiba
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan

(Sepenggal lirik lagu Opick berjudul Ramadhan Tiba) 

Hi Mama Hi Papa,
Rasanya waktu cepat sekali berlalu ya. Tak terasa sudah mau memasuki bulan suci Ramadhan lagi. Hayo MaPa disini ada yang masih bingung gak sih gimana nih anakku masih belum kuat puasa.


Kali ini Saya ingin berbagi bagaimana cara Saya melatih anak Saya yang pertama untuk berpuasa. Alhamdulillah atas izin Allah SWT dipuasa pertamanya, dia langsung full puasanya sampai magrib dan full 1 bulan tanpa bolong.

Lalu apa saja yang Saya terapkan untuk melatih puasa?


Pertama, yang pastinya berdoa selalu minta kemudahan sama Allah SWT ya, tiada daya dan upaya kita manusia tanpa pertolonganNya.


Kedua, cukup usianya. Menurut Saya melatih puasa anak itu harus dipertimbangkan kesiapan anak secara psikologis dan biologis(tubuh)nya. Karena puasa berkaitan erat dengan ketahanan tubuh anak, maka pastikan anak kita sudah cukup kuat untuk menahan lapar haus dan mengerti kenapa dia harus berpuasa.

Saya memulai melatih anak berpuasa ketika dia sudah lewat masa balitanya. Saya memulainya diusia dia enam tahun. Kenapa tidak memulainya diusia empat atau lima tahun? Kan anak harus latihan sedini mungkin. Ya beberapa orang tua mungkin memiliki pendapat seperti itu. Dan pada kenyataannya adalah dalam beberapa hal memulai sedini mungkin itu belum tentu benar dan baik. Lalu bagaimana dengan omongan orang disekitar? Biarin aja. Selama anak belum masuk usia baligh dia belum berdosa jika tidak melaksanakan puasanya. 

Dan yang paling penting Saya ingin ketika anak memulai puasa disaat usianya sudah cukup matang tubuhnya sudah cukup kuat ketika dia menahan haus dan lapar mental dan tubuhnya sudah siap, maka kesan pertama dia tentang berpuasa adalah "mudah" "Puasa itu tidak berat" "Puasa itu membuat dia bahagia".


Ketiga, sounding ke anak dari satu atau dua bulan sebelum bulan Ramadhan. Kerjasama MaPa untuk memberi pemahaman tentang puasa dan keharusan dia untuk mulai ikut berpuasa.

 Kalimat yang Saya ucapkan antara lain:

"Kakak, nanti satu bulan lagi kan puasa, nanti kakak sudah harus puasa ya"


"Kakak, tau gak kenapa kita harus berpuasa? Karena kata Allah SWT cuma orang yang berpuasa yang merasakan bahagia di waktu berbuka"


Buat alasan yang menyenangkan untuk anak anak.

Ulang-ulang terus kalimat tersebut setiap hari sampai bulan Ramadhan tiba, sehingga secara tidak langsung menjadi afirmasi di alam bawah sadarnya.

Keempat, buat perjanjian untuk memberi anak reward jika berhasil puasa selama full satu bulan. Beri apa yang dia senangi.

 Contohnya, "Kakak, nanti kalau full puasanya satu bulan Kakak mau apa?" atau "Kakak, nanti kalau full puasanya satu bulan nanti Ayah dan Amak belikan..... (Barang kesukaannya)" Buat sedemikian menarik buat anak memperjuangkannya. Sesuatu yang nyata bagi anak-anak.

Dan sama ulang-ulang terus juga kalimat tersebut setiap hari sampai Lebaran, sehingga secara tidak langsung menjadi afirmasi di alam bawah sadarnya.

Kelima, susun kegiatan yang menarik selama dia berpuasa nanti. Contohnya, membeli buku aktivitas Ramadhan, membeli mainan, dan boleh menonton youtube (tetap dalam pengawasan).

Keenam, menjaga kesehatan anak dengan memastikan asupan makanan, minuman dan cukup tidur ketika berpuasa nanti.

Dan ketika pelaksanaannya apakah tidak ada drama? Tentunya ada. Ketika mulai lepas waktu ashar biasanya anak sudah mulai terasa laparnya, perih perutnya, merengek lapar, mulai goyah semangatnya.

Lalu bagaimana cara menyiasatinya?diantaranya adalah:


Pertama, suruh anak untuk tidur supaya dia lupa laparnya, 


Kedua, alihkan dengan kegiatan yang menyenangkannya. Contohnya nonton youtube,


Ketiga, ingatkan kembali apa saja yang akan dia dapatkan kalau berhasil berpuasa,


Keempat, bilang bahwa hanya orang yang berpuasa yang dapat merasakan bahagia ketika berbuka.

Menurut Saya ini bagian penting, ketika berbuka puasa untuk pertama dan hari selanjutnya sampai satu bulan, beri apresiasi atau selebrasi supaya anak merasa puasanya sesuatu yang berharga, dengan bertepuk tangan, memeluknya, atau dengan cara memujinya diwaktu berbuka, pokoknya heboh lah. 

contoh kalimat apresiasinya:
"Alhamdulillah, kakak bisa" "Alhamdulillah, kakak hebat banget bisa puasa sampai magrib"
"Kakak bahagia berbuka puasa?" Kakak bahagia bangetkan pas buka puasa" Nah rasa bahagia itu yang cuma orang berpuasa yang bisa rasakan. Kalau yang gak puasa gak akan tau rasa bahagianya berbuka puasa"

Ulang-ulang terus kalimat tersebut, bahwa berpuasa itu membuat dia bahagia.
Secara tidak langsung menjadi afirmasi di  alam bawah sadar anak bahwa puasa itu mudah dan bisa buat dia bahagia.

Karena anak diusia bermain memang harus dimotivasi dengan sesuatu yang nyata akan kesenangan dan kesukaannya. Jangan dulu menjelaskan tentang pahala puasa dan dosa jika tidak berpuasa, itu tahapannya ketika anak sudah mulai mampu berpikir lebih luas diusianya sepuluh tahun ke atas.

Dan ketika dia berhasil melakukannya selama satu bulan penuh, penuhi janjinya dengan memberikan  reward yang sudah disepakati di awal puasa. Sehingga anak percaya, dan akan lebih mudah untuk puasa di tahun tahun selanjutnya. 

Bagaimana jika Qodarullah anak kita sakit disaat berpuasa? 

Gak apa, berbuka saja. Lihat kondisinya jika harus batal puasa maka batalkan. Allah memberi kemudahan dibeberapa kondisi untuk hambanya boleh tidak berpuasa. Apalagi anak masih tahap belajar, dan supaya anak merasakan bahwa Allah SWT tidak memberatkan hambaNya. 

Tulisan ini berdasarkan pendapat pribadi yang sudah Saya terapkan ke anak pertama, dan hasilnya setiap menjelang Ramadhan dia sudah gak sabar mau puasa, selalu tanya berapa hari lagi puasa? Karena yang tersimpan di dalam pikirannya puasa itu membahagiakan karena dia akan dapat banyak hadiah. Fokusnya ke apa yang akan dia dapat bukan kesulitan saat menjalankan ibadah puasanya. 

Tetapi semua ini kembali lagi ke kondisi masing-masing anak dan keyakinan tentang cara ibadah setiap orang tua. Yang pasti tujuannya adalah membuat anak bahagia dalam melaksanakan ibadah, bahagia dalam menjalankan perintah agamanya.

Semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun