Mohon tunggu...
Ade Aryanti Fahriani
Ade Aryanti Fahriani Mohon Tunggu... Freelance Researcher -

Seorang hamba Allah pemakmur bumi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Enum Amatiran, Jejak Petualangan itu Ada di Satiung, Lho?

4 April 2016   23:31 Diperbarui: 4 April 2016   23:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai anak muda yang tak bisa lepas dari gadget tentu hal ini menjadi salah satu momok bagi kami. Jangankan untuk mengakses internet, mengakses jaringan telepon pun sangat minim disini. Sinyal provider yang digadang-gadangkan memiliki jaringan terkuat di Indonesia pun cenat-cenut dibuatnya. Jangankan untuk update status kekinian, untuk menyalakan HP saja perlu menumpang genset warga yang berhati dermawan. Secanggih-canggihnya HP android 4G takan ada bedanya dengan HP GPRS made in china disini.

Selain minim akses listrik dan jaringan telekomunikasi, ternyata akses sanitasi dan air bersih pun ikut-ikutan minus disini. Seperti kebanyakan masyarakat pesisir sungai lainnya, air bersih yang digunakan warga bersumber dari aliran air sungai. Sudaj bisa ditebak? Ya untuk urusan minum, MCK, dan sejenisnya dilakukan di SUNGAI. Wooah... ini tentunya menjadi salah satu momok kegalauan saya yang berlatar belakang Sarjana Kesehatan Masyarakat.

[caption caption="Pribadi"]

[/caption]

Teman se-tim saya pun hanya bisa tertawa menggoda saya, “Nah lo de, gimana lo, masak elo sebagai SKM juga ikut-ikutan MCK di sungai? Bukannya gak PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yee... hahaha...”. Goda teman se-tim saya yang berlatar belakang Sarjana Gizi ini.

Yah, apa mau dikata, yang namanya gak ada pilihan lain, trus juga hajat kehidupan yang harus dipenuhi, akhirnya dengan setengah hati ngikutin “tradisi non-PHBS” disini, hitung-hitung sebagai salah satu cara biar grounded sama masyarakat sini biar akrab ketika pengumpulan data nanti... (Ha..ha..haha..lasan...).

Jiwa kegalauan anak muda kami pun meronta, tanda gak mau lama-lama bertahan disini. Akhirnya kami putuskan untuk segera mungkin untuk menuntaskan misi kami untuk melakukan pengumpulan data. Al-hasil mulai pagi hingga jam 10 malam kami berkutat di pinggiran sungai untuk melaksanakan tugas negara sebagai enum pengumpul data.

[caption caption="Pribadi"]

[/caption]

Meski harus bergelap-gelapan menyusuri sungai yang tenang di tengah hutan sagu, tak membuat nyali kami ciut untuk melakukan mengejar pengumpulan data sebisanya. Takut akan ada buaya muara, hingga makhluk halus penunggu sungai pun kami anggap angin lalu. Yah, secara sekarang kan zamannya kekinian lho!!

[caption caption="Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Pribadi"]

[/caption]

Sepulangnya dari rumah responden terakhir kami pun segera melelapkan diri di tengah kegelapan malam yang tengah menyelimuti kami. Tapi tidak dengan ketua tim saya yang satu ini. Sebut saja Juned, seakan baterai HP yang masih full, si juned pun masih bisa cekakak-cekikik meramaikan tim kami. Tapi apa dikata, kami yang kelelahan pun tak bisa membalas canda-candanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun