Mohon tunggu...
Dhe Wie S
Dhe Wie S Mohon Tunggu... Penulis - Kang Baca Tulis

personal simple

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Tumbal

10 September 2023   07:36 Diperbarui: 10 September 2023   08:15 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Saat aku mulai menyerah, dan berusaha pasrah dengan menutup mata. Meyakini ini hanyalah mimpi, tiba-tiba, aku mendengar dengan jelas, ada yang berbisik ditelinga. 

"Kubebaskan kamu dari ritual Nyak Srintil, pengantinku," desisnya.

Aku pun berusaha keras membuka mata, saat menatap langit kamar, sosok wajah menyeramkan muncul, dia berada satu jengkal di atas wajahku.

Membelalakkan mata besarnya, seluruh wajahnya menghitam, lalu mengeluarkan air liur, dan menetesi hidungku. Kami saling pandang, perlahan pipi mulai basah dengan air mataku bercampur tetesan liur, mengeluarkan bau amis yang menyengat. 

Sekuat tenaga aku berusaha gerakan lagi seluruh tubuh, berteriak sekencangnya. Anehnya, semakin keras berusaha, semakin kuat kungkungannya. 

Inikah akhir hidupku? Nafasku mulai terasa berat, sesak yang kurasakan teramat dalam. 

Aku kalah, menyerah, lemas tak berdaya dan pasrah pada keadaan. Akhirnya, mataku pun pelan-pelan terpejam. 

"Selamat jalan tumbalku, aku sangat menikmati sajian malam ini." Seringainya. 

***End***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun