Bullying atau perundungan merupakan fenomena yang merugikan dan meresahkan dalam lingkungan sekolah. Bullying tidak hanya melukai emosi dan psikologis korban, tetapi juga dapat berdampak negatif pada perkembangan sosial dan akademik mereka. Untuk mengatasi masalah ini, langkah-langkah antisipatif dan preventif perlu diambil sejak dini, terutama di tingkat pendidikan dasar.
Sixnergy of Change dalam hal ini mengambil peran dalam upaya pengentasan bullying dan pembiasaan hidup damai tentram di SD Negeri 01 Rancamanyar pada Sabtu (13/05/23). Dalam program ini, kelompok 6 (Sixnergy of Change) bekerjasama dengan guru dan juga kepala sekolah, Ibu Hj. Eti Maryati, S.Pd., M.Si., dalam mengkoordinir siswa dan siswi yang terdapat di SDN 01 Rancamanyar untuk mengikuti serangakaian proses sosialisasi yang dilakukan oleh tim Project Based Learning kelompok 6.
Program yang dilaksanakan pada tanggal 13 Mei tersebut berupa sosialisasi dengan metode mentoring. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut adalah siswa dan siswi jenjang 4,5,6 yang terdiri dari 9 rombongan belajar yaitu 4A, 4B, 4C, 5A, 5B, 5C, 6A, 6B. dan 6C. adapun sistem mentoring membagi mahasiswa Sixnergi Of Change ke-9 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2 orang mahasiswa yang masuk ke setiap kelas dan rombongan belajar secara bergiliran.
Di kelas, siswa dan siswi terlihat sangat antusias dalam menyambut kehadiran kakak mahasiswa. Meski awalnya terlihat kebingungan, akhirnya kebingungan tersebut berhasil terjawab setelah ‘akang’ dan ‘teteh’ memperkenalkan diri sebagai bagian dari UPI. Dalam pembelajaran, suasana di setiap kelasnya terkesan ramai, heboh, namun masih kondusif. Pematerian ini membahas tentang definisi, jenis dan bentuk, dampak, dan cara mengatasi bullying di persekolahan.
Disamping itu, terlihat siswa dan siswi sangat antusias dalam memperagakan roleplay bullying di depan teman-temannya. Pengadaan roleplay atau simulasi bullying ini diharapkan dapat menumbuhkan wawasan dan pengetahuan seputar bentuk tindak perundungan yang ada di sekolah agar siswa berani melapor kepada guru dan orang tua. Agar jalannya sosialisasi tidak monoton, tidak lupa terdapat serangakaian permainan berhadiah yang diberikan kepada siswa dan siswi yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh mentor. Selain itu, tidak lupa jargon “Tiboli” alias “Tidak boleh membully” turut hadir sebagai penyemarak dalam meramaikan acara.
Setelah pematerian selesai dilaksanakan, Sixnergy of Change melakukan refleksi dengan membuat video tentang kesan dan pesan selama melaksanakan prorgam di SD. “Kesan pesannya kita jadi seneng banget ya bisa ketemu temen-temen, sharing ilmu, dan lain sebagainya” ujar Deftha selaku anggota dari kelompok PJBL 6 Sixnergy of Change
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H