Mohon tunggu...
dhavinanda agung pradana
dhavinanda agung pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ

Mahasiswa Universitas Jember angkatan 2018 Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inovasi Pembuatan Pentol dan Nugget Berbahan Dasar Ikan Lele

4 September 2021   02:00 Diperbarui: 4 September 2021   02:33 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Gambaran Singkat Potensi Desa

Desa lengkong merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Mumbulsari, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur dan merupakan kampung halaman saya. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di desa Lengkong kurang lebih 7750 orang. Mata pencaharian penduduk di desa Lengkong sangat bermacam-macam, dimana mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh dan petani. Sedangkan penduduk lainnya bermata pencarian sebagai mekanik dan ada pula yang berdagang, seperti : pedagang sayur, baju, alat tulis, bangunan, bakso, dan lain-lainnya. Tidak hanya itu, beberapa masyarakat desa Lengkong juga memiliki usaha sampingan seperti menjahit, dan budidaya ikan lele. Semua pekerjaan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun mata pencaharian masyarakat desa Lengkong beragam dan memiliki usaha sampingan, sebagian masyarakat sering mengalami penurunan hingga kerugian pada usaha tersebut. Hal ini terjadi selama terdapat pandemi covid-19 yang dimana terjadi karena beberapa faktor.

B. Identifikasi Permasalahan

Pandemi covid-19 yang terjadi hingga saat ini mengharuskan mahasiswa UNEJ yang sedang menjalankan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk mengabdi serta berkontribusi dalam mengatasi masalah dikampung halamannya masing-masing. Semakin lama virus covid-19 terus meningkat, hal ini menyebabkan beberapa usaha yang dijalani mengalami penurunan pendapatan dan ada pula beberapa masyarakat yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Hal tersebut dapat meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Menurut berita yang saya kutip pada halaman website “Bisnis.com” yang menyebutkan bahwa angka pengangguran meningkat 0,26 % pada awal pandemi covid-19, data yang tertera pada halaman website tersebut yang semula angka pengangguran berjumlah 6,60 juta orang meningkat menjadi 7,05 juta orang. Tidak hanya itu, permasalahan juga terjadi dengan meningkatnya angka kemiskinan yang terjadi. Kemiskinan di Indonesia yang semula berjumlah 24,79 juta orang meningkat hingga 27,55 juta orang. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena terdapat beberapa peraturan yang harus dijalani oleh masyarakat seperti yang kemarin sudah dijalani PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan sekarang dijalani PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia) yang menyebabkan beberapa perusahaan salah satunya di bidang pangan yang mengalami beberapa kendala yang mengharusakan beberapa karyawan terkena PHK (Pemutus Hubungan Kerja) untuk mengurangi biaya pengeluaran.
 Pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Indonesia) yang telah diberlakukan di Indonesia mendapat kritikan pedas oleh masyarakat menengah kebawah. Salah satu bukti nyata yang dialami oleh masyarakat khususnya di desa Lengkong yang mayoritas masyarakatnya menengah kebawah yaitu semakin banyaknya buruh yang pengangguran dan sebagian masyarakat mengandalkan hasil panen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut data yang saya dapat total keseluruhan masyarakat desa lengkong sejumlah 7750 orang dan sebanyak 2240 masyarakat menengah kebawah. Bagi masyarakat menengah kebawah terus berusaha penuh untuk memenuhi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Uang yang diberikan oleh bantuan pemerintah tidak sekedar cukup untuk memenuhi kebutuhan keseharian. Bahkan beberapa masyarakat menengah kebawah tersebut rata-rata ingin memiliki keinginan lebih untuk memenuhi kebutuhannya dapat terpenuhi yaitu dengan melakukan usaha sampingan seperti budidaya ikan lele.

C. Program Kerja KKN BTV III UNEJ

Lele memiliki banyak manfaat seperti dapat mencegah anemia, menyehatkan tulang, menyehatkan jantung, sumber protein yang baik dan masi banyak yang lainnya. Kita tahu bahwa harga jual ikan lele dapat dikatakan murah meriah, bahkan semua masyarakat desa Lengkong mampu untuk membelinya. Pada umumnya lele budidaya di desa Lengkong ukuran panjangnya kurang lebih 15-20 cm dan lele tersebut dijual kepada pengepul ikan. Ikan lele biasanya digoreng untuk kita makan sebagai salah satu lauk sehari-hari. Dari permasalahan yang dihadapi oleh budidaya ikan lele dengan harga jual yang stabil dan kurangnya inovasi produk, diharapkan mahasiswa KKN BTV III UNEJ dapat mengatasi masalah tersebut.
Melalui kegiatan KKN Back to Village III dengan tema “Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19” diharapkan dapat meningkatkan harga jual lele dan mengembangkan produk inovasi berbahan dasar lele yaitu pentol dan nugget. Pentol dan nugget merupakan salah satu cemilan bahkan lauk pangan yang sekarang digemari oleh kalangan orang. Terdapat banyak variasi dari pentol dan nugget, kita semua tahu bahwa pentol dan nugget biasanya berbahan dasar daging ayam maupun daging sapi. Untuk itu pada kegiatan KKN ini mahasiswa bekerja sama dengan pelaku usaha budidaya ikan lele untuk mengembangkan inovasi berbahan dasar ikan lele.
Pada awal pembuatan inovasi produk terdapat beberapa banyak kendala yang dialami, salah satunya ikan lele memiliki banyak tulang yang amat kecil serta kulit lele yang berwarna hitam. Hal itu menyebabkan proses percobaan pertama dikatakan gagal dikarenakan warna nugget dan pentol kurang menarik dikarenakan kulit lele yang menyebabkan warna hitam serta tulang yang kecil lolos pada saat produksi. Pada proses percobaan inovasi kedua, inovasi produk pentol dan nugget dapat dikatakan berhasil. Berhasilnya percobaan tersebut dikarenakan warna yang cerah serta rasa yang tidak kalah jauh dengan daging ayam maupun sapi. Dengan keberhasilan tersebut membuat kita yakin untuk membuat kembali pentol dan nugget berbahan dasar ikan lele dalam jumlah besar.
Setelah produk berhasil dibuat, tahap selanjutnya adalah memilih kemasan yang akan digunakan serta pemberian label. Kemasan yang digunakan yaitu box kotak plastik. Box kotak plastik merupakan kemasan yang cocok untuk digunakan karena produk pentol dan nugget yang dijual dalam bentuk frozen food.  Tujuan penjualan dalam bentuk frozen food untuk meminimalkan kerusakan pada produk. Kerusakan yang dimaksud adalah masa kadaluarsa produk karena produk ini merupakan produk baru.
Setelah pemilihan kemasan dan pemberian label, tahap selanjutnya adalah penjualan. Pelaku usaha menginginkan produk pentol dan nugget terjual di masyarakat desa Lengkong terlebih dahulu. Kemudian melebarkan sayap hingga ke kecamatan sampai provinsi. Harapan yang diinginkan yaitu jika produk tersebut (pentol dan nugget) dapat diterima di masyarakat dan mendapat respon positif dari masyarakat untuk kedepannya yaitu mengajak ibu-ibu rumah tangga untuk bekerja sama berbisnis produk olahan lele dan dapat memperbanyak inovasi olahan produk serta memperluas pemasaran.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun