Yang membedakan teh hijau dan oolong tea atau teh hitam adalah oksidasi, yakni usai pelayuan dibiarkan terpapar udara yang cukup lama, berbeda dengan teh hijau begitu dilayukan langsung disangrai.Â
Teh hijau yang tidak terpapar udara atau oksidasi masih memertahankan warna khas teh yaitu kuning kehijauan, sedangkan oolong tea dan black tea identik dengan warna yang pekat atau kuning kemerahan.
Penjelasan Pak Sumarno begitu gamblang, lalu Bu Maryati menyeduh teh hijau buat kami. Aroma yang begitu kuat khas teh, kemudian rasa sepat begitu kental, dan air seduhan berwarna kuning kehijauan. Ada yang menjadi cirikhas dangan teh sangrai ini adalah aroma sangit atau aroma asam-smooky dan pahit karena kadang gosong atau overburn.
Tea sinensis adalah spesies teh yang banyak dibudidayakan dan memiliki varietas assamica. Varietas ini banyak diolah menjadi black tea dan karakter pohon tehnya tinggi. Lantas saya bertanya pada Bu Maryati, bagaimana cara memetik pucuk tehnya? "ya dengan cara ditiungke" jawabya singkat.Â
Tiung bahasa jawa untuk menurunkan dahan yang susah dijangkau dengan cara ditarik, dengan demikian ditiungke adalah proses kenarik dahan. Teh Tiongke artinya..?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H