Acara buka pantang dimulai dari kepala suku dari keluarga yang berduka. Kepala suku akan mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf. Kepala suku lantas mengeluarkan bendera yang terbuat dari pakaian dan ada sejumlah uang yang diikat.Â
Masing-masing kepala suku dan anak suku akan dipanggil satu persatu untuk menerima simbol buka pantang berupa bendera dan uang. Buka pantang selesai setelah bendera dan uang diambil dan dilepas, sebagai simbol selesainya pantang.
Budaya buka pantang ini sudah turun temurun dan ada sampai saat ini sebagai sarana penyampaian ikut berbelarasa dan penghormatan bagi keluarga yang sedang berduka.Â
Di tengah-tengah acara yang sepenuhnya menggunakan bahasa Enggano, para warga yang hadir dipersilakan memberikan uang duka yang diletakan secara terbuka dan bisa disaksikan sebagai simbol keterbukaan memberi dan menerimanya.
Ada seorang warga saya tanya, bagaimana jika ada acara hajatan dan undangan sudah disebar tetiba ada pantang.Â
"Acara akan diundur sampai buka pantang dibuka, dan semua akan memakluminya" jawab seorang warga.Â
Saya merasakan bagaimana sisi kemanusiaan masih benar-benar di junjung di pulau terpencil barat daya Indonesia. Mereka sadar hidup di pulau harus demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H