Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Canyoning di Lereng Gunung Telomoyo

29 April 2021   15:56 Diperbarui: 17 Juni 2021   14:30 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Canyoning adalah salah satu aktivitas alam bebas dengan medan yang dituju adalah aliran sungai. Aliran sungai akan dilalui dengan berjalan kaki, melompat, berenang, memanjat, atau bahkan menggunakan alat bantu untuk keamanan.

Air terjun adalah salah satu obyek canyoning yang menarik. Di air terjung dapat ditemukan beragam tingkat kesulitan, sehingga lengkap untuk canyoning. Sebagian besar aktivitas canyoning dilakukan di air terjun, baik naik atau turun.

Air terjun di Kali Pancur lereng Gunung Telomoyo, Jawa Tengah menjadi salah satu tujuan untuk canyoning. Lokasi ini dipilih karena lokasinya di tepi jalan menuju arah dusun Mulungan. Dari tepi jalan sekitar 7 meter, bahkan sudah terlihat air terjunnya.

Tinggi air terjun diperkirankan sekitar 40 meter, karena dengan tali carmentle 50 meter masih sisa beberapa meter. Air terjun ini memiliki karakter yang menarik, karena ada sisi vertikal ada juga sisi yang landai. Air terjun langsungd dari mata air dan terasa sangat dingin dengan kisaran suhu 19 - 21 derajat celcius.

Mernuruni air terjun (dok.pri).
Mernuruni air terjun (dok.pri).
Untuk canyoning di Kali Pancur harus menggunakan alat bantu yakni tali carmantle 10 mm, seat harnnes, ascender, karabiner, dan descender. Selain itu harus juga menyiapkan helm safety, sepatu dengan grip yang tidal licin di batu dan lumut, dan pakaian yang tertutup.

Langkah pertama, memasang pengaman terlebih dahulu. terdapat 2 pohon yakni pinus dan kaliandra. 2 jangkar/anchor sudah cukup sebagai pengaman saat rapeling. Setelah pengaman terpasang, kemudian tali dipasangkan dengan pengait karabiner lalu dijuntai ke bawah.

Leader akan turun duluan untuk memeriksa jalur. DIpastikan sepanjang aliran sungai ada penghalang atau tidak seperti kayu, batuan dan benda-benda lain. Selain itu dipastikan tali tidak kusut atau menyimpul, sehingga akan menghambat saat rapeling.


Jika jalur sudah dipastikan aman, saatnya turun satu persatu dengan menggunakan ascender. Kita bisa rapeling sembari membelakangi tebing dan langsung mengadap air terjun. Tali akan dirasa tegang karena basah dan terbawa arus, sehingga harus sedikit ditarik agar bisa turun.

Untuk turun harus hati-hati, beberapa jalur sangat licin sehingga dibutuhkan keseimbangan dan pijakan yang tepat. Pada dinding vertikal kita bisa turun dengan punggung menenpel air terjun, mirip perosotan tetapi secara verrtikal.

CanyoningCanyoning ditempat ini akan dirasakan sensasi mandi dan diguyur air  terjun dari atas hingga bawah. Untul lebih puas, canyoning nantinya bisa dilanjutkan disepanjang aliran air. Nanti kapan-kapan saya ceritakan. Yang pasti... mari datang ke sini dan nikmati sensasinya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun