"Kapan saya kejatah vaksin?", tanya tetangga saya. "Vaksin sendiri saja, minum jamu. Meski tidak langsung mengena, setidaknya bisa kebal dengan cara tradisioanal" jawab saya. Inilah warisan leluhur yang ampuh juga bisa menantang si Covid-19 yang bernama jamu.
Benarkah jamu bisa menjadi vaksin? Sebenarnya bukan vaksin tetapi immunomodulator. Pada jam terdapat zat-zat yang dapat memodulasi atau merangsang fungsi dari aktivitas sistem imun.
Secara prinsip immunomodulator dibagi menjadi tiga yakni. 1 Immunomodulator untuk meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun. 2 Immunoregulator, yakni mengatur sistem imun. 3 Imunosupresor yakni dapat menekan aktivitas sistem imun. Bahan yang berfungsi untuk merangsang sistem kekebalan tubuh disebut BRM atau biological response modifier dan ada yang sinstetik ada yang buatan.
Immunomodulator banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan terutama tanaman obat yang kita kenal dengan jamu. Zat-zat yang mengadung immunomodulator ini biasanya rasanya pahit, sepat, atau getir dan jamunya disebut dengan pahitan. Sebut saja brotowali, sambiloto, daun pepaya, temu ireng dan lain sebagainya.
Imunitas tubuh akan mulai terbangun ditandai dengan munculnya senyawa antigen baik yang spesifik (naiknya limfosit B, sel T) maupun nonspesifik dengan fagositosis (sel akan makan benda asing). Acapkali perubahan fungs dalam tubug tersebut tidak disadari namun bisa dirasakan.
Biasanya seseorang usai minum jamu, tubuhnya menjadi bugar. Ada yang merasakan panas, gerah, berkeringat dan merasa lebih enak. Ini hanyalah fenomena dari metabolisme yang sengaja diracuni oleh benda asing agar tubuh membentuk tentaranya untuk membat kekebalan.
Apakah semua jamu memiliki kasiat yang sama untuk meningkatan imunitas. Bisa dibilang iya, tetapi kandungan senyawa berbeda-beda jenis dan jumlahnya. Namun harus menjadi pegangan, tidak ada jamu yang manjur dan cespleng seperti obat-obatan kimia buatan. Ini obat kimia bahan alam akan memiliki reaksi yang lambat, namun memiliki efek samping yang minim.
Perlu diperhatikan juga, tidak semua jamu bisa dikonsumsi. Mereka yang sedang mengalami sakit liver, ginjal sepertinya harus berkonsultasi pada dokter agar tidak salah. Yang pasti, saat anda tidak memiliki penyakit aneh-aneh namun tetap ingin bugar dan kebal, tidak ada salahnya panggil mbok jamu dan minumlah. Sepahit-pahitnya jamu tetaplah bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H