Hari-hari ini, di saat intesitas hujan tinggi akan berkontribusi meningkatnya masa air. Apabila lingkungan memiliku kemampuan menyerap air, menahan air, atau mendistribusikan air dengan baik tentu saja tidak akan muncul masalah. Akan menjadi masalah, saat lingkungan lemah daya dukungnya sehingga tanah longsor dan banjirlah yang akan terjadi.
Bencana Akibat Hujan
Beberapa daerah di Indonesia mengalami serangkaian bencana yang disebabkan oleh hujan. Lingkungan dengan daya dukung lemah akan berkontribusi pada munculnya bencana alam seperti erosi, tanah longsor, dan banjir. Air tidak bisa diserap, tetapi menjadi aliran permukaan (run off) kemudian akan terakumulasi pada cekungan/sungai dan akan serentak turun ke bawah.
Pesan penting dari kegiatan ini adalah keterlibatan masyarakat setempat untuk menjaga dan merawat kawasan taman nasional. Masyarakat adalah garda terdepan, mereka juga sekaligus yang akan merasakan dampat dari lingkungan tersebut. Diharapkan, merekan akan merasa memiliki untuk bisa menjaga dan melestarikan lingkungan mereka agar benih-benih bencana tersebut tidak tumbuh dan berkembang.
Buruknya saluran air ikut memerparah laju air yang dari hulu dan jika meluap akan menyebabkan banjir. Tanah longsor terjadi saat tanah tidak bisa memertahankan dirinya dan lepas, penyebanya bisa karena air jenuh dan bisa melepaskan agregasi tanah.
Cegah Bencana
Usaha untuk mencegah itu semua bisa dilakukan dengan meningkatkan atau memerbaiki daya dukung lingkungan. Taman Nasioanl Gunung Merbabu sebagai daerah hulu bisa menjadi penyumbang dengan menjadi penyulut bom bencana jika tidak ditangani dengan baik. Daerah hulu akan menjadi awal mulai perjalanan air, jika sejak awal tidak dikendalikan makan akan berpotensi menjadi bencana alam banjir, erosi, atau tanah longsor.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memerbaiki lingkungan dengan cara menanam area yang tidak memiliki tutupan. Salah satu lokasi penanaman di Cengklok yakni sisi utara gunung Merbabu. Sisi utara berkontribusi menyumbangkan air untuk wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang.
Lokasi yang ditanami ini berada dalam zona rimba. ZOna ini bermanfaat untuk Kawasan yang merupakan habitat atau daerah jelajah untuk melindungi dan mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa liar. Memiliki ekosistem dan atau keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan. Merupakan tempat kehidupan bagi jenis satwa migran.
Ada 3 jenis tanaman hutan yang ditanam yakni beringin, puspa, dan aren. Sebanyak 300 bibit tanaman yang ditanam dan sebagian bibit merupakan produksi dari green house milik KPA Pinoes-Kopeng. Harapannya dari kegiatan ini bisa menjadi momentum yang baik dalam menjaga dan merawat Gunung Merbabu agar memiliki daya dukung lingkungan yang mumpuni dan dapat merduksi potensi-potensi bencana alam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H