Pada musim hujan, saat tanah mulai basah makan jamur ini akan bertumbuh dan menerobos celah-celah tanah atau lorong kecil. Dan saat yang dinanti, munculah jamur ini dipermukaan dan mengepakan tudung atau payungnya. Dia sedang berusaha meregenerasi dirinya untuk menghasilkan spora.
Saat jamur ini muncul dipermukaan, makan dia hanya membutuhkan waktu yang singkat sebelum dia membusuk atau diburu manusia, seperti saya. Maka siapa dulu yang beruntung, dan sialnya lagi di dalam jamur barat ada organisme yang ikut di dalamnya yakni cacing/oligochaeta yang hidup di dalam payungnya.
Jika jamur ini sial maka, dia akan diambil dicuci lalu akan direbus bersama bawang putih dan sedikit garam. Bumbu yang sederhana, namum nikmatnya luar biasa. Di dalam jamur mengandung nutrisi; protein 8 - 49%, karbohidrat 17 - 65%, lemak 1 - 14%, dan mineral 1 - 13%.
Asam glutamat telah meramu rasa-rasa tersebut menjadi sedemikian gurih, ada rasa daging, enak, dan nikmat. Susah menjelaskan rasa enak itu seperti apa, yang pasti itulah yang disebut dengan umami.
Umami saat ini yang familiar dari jamur. Bumbu alami ini dapat dengan mudah ditemukan dipasaran dan menjadi lawan dari bumbu-bumbu sintetik. Pilihan kita dalam memilih asam glutamat ini.
Asam glutaman inilah yang bertanggung jawab terhadap rasa enak. Berkembangnya pengetahuan, maka ilmuwan membuat tiruan dari asam glutaman menjadi monosodium glutamat yang kita kenal dengan MSG atau micin.
Jadi, apa yang membuat jamur barat ini enak? Ada umami, yang bernama asam glutamat. Desember masih berlangsung, mari segeralah menuju kebun-kebun, namun berharap barat itu datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H