Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Makin Renta dan Langkanya Wastra Nusantara

2 Oktober 2019   11:09 Diperbarui: 2 Oktober 2020   08:15 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses nyanting yakini menorehkan malam di atas kain | dokumetasi pribadi

Di bawah naungan kanopi trembesi (Albizia saman) yang berukuran raksasa saya melihat jajaran sepeda tua terparkir berjajar dan samar terdengar riuh suara perempuan. 

Siang ini, saya numpang berteduh sembari bersandar di perakaran ki hujan. Lasem telah membuat kesengsem, bagaimana tidak karena hari ini saya akan melihat proses pembuatan batik encim yang tersohor dan tiada duanya itu.

Batik 7 Bidadari
Saya berjalan menyusuri lorong-lorong di Karang Turi sebuah kawasan pecinan di Lasem-Rembang. Mata saya tertuju pada pintu gerbang berwarna hijau toska dan kawan yang mengajak saya langsung meminta menuju halamam belakang. Saya berjalan melewati bangunan bergaya fujian dan terdapat mangga lali jiwo di halamannya.

Halaman bangunan batik 7 bidadari.| dokumentasi pribadi
Halaman bangunan batik 7 bidadari.| dokumentasi pribadi
Saya melewati sayap kanan bagian rumah. Sepeda-sepeda jengki berjejeran terparkir rapi dan bersandar pada tembok yang mulai mengelupas. Sangat kontras, dari depan rumah nampak sepi bahkan angker namun bagian belakang nampak hidup dengan 9 perempuan yang sedang memainkan canting di atas kain mori.

Motif batik ringgit pring | dokumetasi pribadi
Motif batik ringgit pring | dokumetasi pribadi
Kali ini saya diajak berkunjung di salah satu tempat produksi batik yang dikenal dengan motif ringgit pring yang tersohor dan dikerjakan oleh 7 bidadari.

Keunikan batik di sini adalah, para pembatik tidak mengenal pola dan langsung melukis di atas kain mori. Saya duduk di samping mbah Supi yang mengaku sudah berusia 81 tahun. Dia bercerita banyak hal tentang batik kepada saya.

Terminologi Batik
Batik mungkin secara terminologi berasal dari kata Jawa amba dan titik. Amba berati menggambar dan tik atau titik dalah bulatan-bulatan kecil seperti titik dalam huruf. 

Motif dalam batik digambar titik demi titik, mungkin dalam fotografi digital disebut dengan piksel dengan satuan DPI (dot pixel inch). Ada juga yang mengatakan batik berasal dari kata ambatik atau membuat titik-titik di atas kain. Yang pasti batik adalah seni lukis kain dengan motif dan makna tertentu.

Teknologi Batik
Batik yang dikenal saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, terutama pada proses pembuatannya. Dulu membuat selembar kain batik membutuhkan waktu 3 -- 4 bulan, namun sekarang dalam hitungan menit atau jam sudah bisa membuat batik.

Teknologi yang berkembang setelah batik tulis adalah batik cap. Batik cap digunankan untuk menjawab permintaan produksi yang semakin besar dan cepat. Digunakanlah plat dari logam yang dibuat pola tertentu mirip dengan stempel lalu dicapkan pada lembaran kain.

Motif batik lasem | dokumentasi pribadi
Motif batik lasem | dokumentasi pribadi
Motif batik berkembang dan banyak kreasinya, sehingga batik berkembang menjadi batik lukis. Perajin batik melukis selembar kain dengan menggunakan kuas yang ditorehkan dalam cat beragam warna. Kreasi-kreasi motif ditorehkan hingga menghasilkan karya seni di selembar kain.

Perkembangam mesin cetak ikut mewarnai dunia perbatikan. Secara konvensional batik dapat dibuat dengan alat cetak sablon. Dengan cetakan dari saringan khusus cat akan dilewatkan dalam membran yang sudah dibuat menjadi pola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun