"Ah biasa saja, seperti tahun-tahun yang lalu penampilannya" kata beberap orang yang siang ini menyaksikan karvanal di kota kecil di pinggang Gunung Merbabu-Salatiga. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) kembali mengadakan karnaval sebagai agenda rutin dalam menyambut mahasiswa baru, sekaligus mengenalkan keluarga baru kepada masyarakat Salatiga.
Mungkin bagi beberap orang menganggap karnaval menjadi sesuatu tontonan yang menjemuhkan. Begitu juga dengan saya. Bagimana tidak, yang ditampilkan itu-tu saja, seperti alat musik, lagu, gerakan, dan semua sudah bisa ditebak. Namun anehnya, meskipun membosankan tetap saja antusias untuk menyaksikan, memotret, dan menulis.
UKSW menjadikan karnaval di awal tahun ajaran baru menjadi agenda rutin yang sudah bertahun-tahun dilaksanakan. Ini merupakan ajang memerkenalkan mahasiswa baru sekaligus hiburan bagi warga Salatiga, meskipun ada yang dongkol karena jalan ditutup dan harus memutar.
Tahun ini karnaval mahasiswa baru ada tema yang menarik yakni pahlawan lokal. Saat kancah hiburan di bioskop marak dengan local heroes difilmkan dalam layar lebar. Sebut saja Wiro Sableng, Gundala Putra Petir, Sebentar lagi Si Buta dari Gua Hantu sudah tidak asing di telinga anak-anak milenial. Pahlawan itu dahulu hanya menghiasi komik, layar lebar dengan bintang laga kawakan ala Goerge Rudy atau Barry Prima dan antagonisnya Advent Bangun.
Takdir mereka adalah memberikan citra manis karnaval mahasiswa baru UKSW yakni sebagai penyapu sampah. Meskipun mereka tidak masuk dalam frame-frame kamera atau diajak berswafoto, mereka memantapkan diri menjadi orang terakhir yang memastikan tidak ada sampah di jalur karnaval. Pendidikan karakter yang jauh lebih mengena dari model perploncoan. Selamat datang mahasiswa baru UKSW di kota hati beriman-Salatiga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI